Keren! Menlu Retno Terima Medali Emas Kemerdekaan Pers PWI di HPN 2024
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, menerima Medali Emas Kemerdekaan Pers Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dalam puncak Hari Pers Nasional, yang digelar hari ini, Selasa (20/2/2024).
Penerima anugerah ini diwakilkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury, lantaran Retno sedang menjalankan kunjungan kerja ke Doha dan Rio de Janeiro, dilanjutkan ke Den Haag, Belanda. Retno akan menghadiri sidang dengar pendapat Mahkamah Internasional soal pendudukan Israel di Palestina.
Selain Medali Emas Kemerdekaan Pers, penghargaan lainnya adalah Pena Emas, yaitu anugerah tertinggi dari PWI yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang yang dinilai berjasa kepada bangsa dan negara, khususnya bagi kepentingan pers nasional.
1. Retno adalah narasumber yang responsif
Wakil Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat, Uni Lubis, mengatakan bahwa Retno adalah sosok narasumber yang responsif terhadap isu penting terkait diplomasi publik dan memahami bahwa jurnalis membutuhkan tanggapan segera.
“Memanfaatkan media sosial dengan baik untuk menyampaikan posisi pemerintah Indonesia. Kepedulian terhadap kualitas jurnalistik ditunjukkan dengan menyelenggarakan Adam Malik Award setiap tahun. Layak mendapatkan apresiasi Medali Emas Kemerdekaan Pers 2024,” kata Uni, yang juga pemimpin redaksi IDN Times.
Baca Juga: Menlu Retno Akan Sampaikan Sikap Indonesia soal Israel di Sidang ICJ
2. Profil singkat Retno Marsudi
Editor’s picks
Retno Lestari Priansari Marsudi adalah salah satu srikandi terbaik yang dimiliki Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Retno dipercaya oleh Jokowi menjabat Menlu untuk dua periode kepemimpinannya, dari 2014-2019 dan 2019-2024.
Retno juga menjadi Menlu perempuan pertama sepanjang sejarah Indonesia sejak era kemerdekaan. Sepak terjangnya di dunia hubungan internasional memang tak perlu diragukan.
Retno lulus pada tahun 1985 dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Dia juga mengambil beberapa program studi lain, yaitu Undang-Undang Uni Eropa di Haagse Hogeschool di Den Haag dan Studi Hak Asasi Manusia di Universitas Oslo.
Kemudian, Retno bergabung dengan Kementerian Luar Negeri pada tahun 1986.
3. Sempat menduduki pos penting
Sebagai diplomat, Retno juga harus menjalankan tugas penempatan di perwakilan Indonesia di luar negeri, antara lain:
* Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, 2012 - 2014.
* Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, 2008 - 2012.
* Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia, 2005 - 2008.
* Direktur Eropa Barat, 2003-2005.
* Direktur Kerjasama Intra dan Antar Regional Amerika dan Eropa, 2001-2003.
* Beliau juga pernah bertugas di Kedutaan Besar Indonesia di Canberra (1990-1994) dan di Den Haag (1997-2001)