Masih Demo Pro-Palestina, Mahasiswa AS Mulai Mogok Makan 

Menuntut kampus dan pemerintah divestasi dari Israel

Jakarta, IDN Times - Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus ternama Amerika Serikat (AS) masih terus berlangsung. Kali ini, sekelompok mahasiswa Universitas Princeton, New Jersey, yang pro-Palestina mulai mogok makan.

Aksi ini dilakukan untuk menuntut pihak universitas agar divestasi dari perusahaan-perusahaan pro-Israel serta mengeluarkan kecaman atas serangan Israel di Gaza.

“Mogok makan ini adalah respons kami terhadap penolakan pemerintah dan kampus untuk memenuhi tuntutan kami agar mereka divestasi dari Israel,” teriak salah satu mahasiswa aksi demo, dikutip dari USA Today, Sabtu (4/5/2024).

“Kami menolak dibungkam dan kami berdiri di sini bersama rakyat Palestina. Kami berkomitmen untuk pembebasan mereka dari penjajahan!” teriak yang lain.

1. Belasan mahasiswa ditangkap

Sementara itu, aksi mogok makan ini juga sebagai tanggapan atas ditangkapnya 12 mahasiswa Universitas Princeton pada 30 April 2024 lalu.

Mereka ditangkap kepolisian lantaran diduga masuk tanpa izin dan melakukan aksi menduduki gedung administrasi kampus.

Baca Juga: Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di AS Tanda Hinanya Pemerintah Biden 

2. Biden tegaskan tidak ada tempat untuk ujaran kebencian

Masih Demo Pro-Palestina, Mahasiswa AS Mulai Mogok Makan Presiden AS Joe Biden (Twitter.com/President Biden)

Menanggapi gelombang aksi demo di kampus-kampus top negaranya, Presiden Joe Biden menegaskam bahwa tidak ada tempat untuk paham anti-Semitisme atau ujaran kebencian di AS, terutama di kampus.

“Seharusnya tidak ada tempat di kampus mana pun, atau Amerika, untuk anti-Semitisme atau ancaman kekerasan terhadap mahasiswa Yahudi. Tidak ada tempat di AS untuk ujaran kebencian atau kekerasan dalam bentuk apa pun,” tegas Biden.

Baca Juga: Biden ke Netanyahu: AS Tak Dukung Serangan ke Rafah

3. Demo pro-Palestina di kampus AS sudah berjalan dua pekan

Demo pro-Palestina yang dilakukan oleh mahasiswa kampus-kampus top AS kini juga menyebar ke kampus-kampus Amerika lainnya.

Petugas kepolisian anti-huru-hara menggunakan bahan kimia dan taser di sejumlah universitas untuk menghalau para mahasiswa yang berdemo tersebut.

Para mahasiswa menyerukan gencatan senjata di Gaza serta meminta kampus tempat mereka menuntut ilmu memutuskan hubungan dengan perusahaan yang disokong dan mendukung Israel.

Sementara itu, lebih dari 200 mahasiswa di LA, Boston, Austin serta Texas ditangkap kepolisian setempat lantaran menggelar demo pro-Palestina besar-besaran.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya