Melihat Suasana Ramadan di Kamboja

Wawancara khusus IDN Times dengan Dubes RI di Kamboja

Intinya Sih...

  • Warga Muslim di Kamboja menjalani Ramadan dengan toleransi dan kegiatan keagamaan yang lancar
  • KBRI Phnom Penh rutin adakan buka bersama, tarawih, dan program ngaji untuk WNI di Kamboja

Jakarta, IDN Times - Warga Muslim di seluruh dunia kini sedang menjalani bulan Ramadan dan berpuasa sebulan penuh, tak terkecuali Muslim di Kamboja.

Menjadi minoritas di Kamboja tak membuat kegiatan tarawih dan mengaji pun terhalang. Rasa dan sikap toleransi pun terasa di salah satu negara tetangga Indonesia di kawasan Asia Tenggara ini.

KBRI Phnom Penh, sebagai perwakilan Indonesia yang ada di Kamboja juga rutin mengadakan buka bersama dengan para Warga Negara Indonesia (WNI) di Kamboja.

Bagaimana suasana Ramadan di Kamboja, ya? Yuk kita simak wawancara khusus IDN Times dengan Duta Besar RI untuk Kamboja, Santo Darmosumarto.

Baca Juga: Indonesia-Kamboja Sepakat Kembangkan Kerja Sama Kesehatan 

1. Bagaimana suasana Ramadan di Kamboja? Berapa persen populasi Muslim di sana?

Melihat Suasana Ramadan di KambojaIlustrasi bendera Kamboja. (unsplash.com/Daniel Bernard)

Terima kasih atas undangan wawancaranya. Pertama-tama, memang Islam bukan jadi agama dominan d sini. Jumlah warga Muslim sendiri sekitar 500 sampai 600 ribu, hampir 3 persen dari jumlah penduduk Kamboja.

Ini memang komunitas kecil tapi mereka ada di daerah-daerah yang mengelilingi ibu kota Phnom Penh. Kita juga rutin nih menemukan warga Kamboja yang beragama Islam, yang perempuannya berekerudung. Jadi kita nyaman juga. Ada staf lokal KBRI itu juga warga Kamboja yang beragama Islam dan bisa sedikit Bahasa Indonesia.

Baca Juga: Indonesia Dorong Kemitraan dengan Kamboja di Bidang Infrastruktur

2. Total ada berapa WNI di Kamboja? Mayoritas bekerja di sektor apa?

Melihat Suasana Ramadan di KambojaDuta Besar RI untuk Kamboja, Santo Darmosumarto. (IDN Times/Sonya Michaella)

Kalau jumlah WNI angkanya variasi. Dari jumlah angka lapor diri online KBRI itu sekitar 18 ribu orang. Tapi kita dapat informasi dari pemerintah Kamboja di sini, tahun lalu mereka itu ada 73 ribu orang, yang di mana mereka punya visa yang 6 bulan sampai 1 tahun. Artinya, bisa saja memang jumlah orang Indonesia segitu kira-kira.

Banyak WNI di sini kerjanya variatif ya, ada di perhotelan, entertaiment, dunia online, mekanik di maskapai di sini. Mayoritas ada di kota-kota lain di luar Phnom Penh, seperti Poipet, Sihanoukville. Pas pemilu kemarin juga ada di kota-kota itu. Di ibu kota Phnom Penh malah sedikit WNI-nya.

3. Kalau lihat di Instagram KBRI Phnom Penh, ada kegiatan buka bersama setiap pekan, bisa dijelaskan kegiatannya seperti apa?

Betul sekali, mulai minggu lalu kita buka bersama di KBRI, yang datang sekitar 200-250 orang, kita salat magrib bareng, tarawih bareng, bukber juga. Rencananya seminggu sekali, ini terbuka buat semua yang ada di Kamboja, biasanya kita hari Selasa bukber dengan WNI di Kamboja.

Lalu, kita juga ada komunitas Muslim Indonesia bareng-bareng mengunjungi masjid-masjid di sekitar Phnom Penh. Banyak masjid di sini, komunitas Muslimnya kan juga banyak, ada di kampung-kampung di sini. Kita berkunjung silahturahmi, kita bawa makanan bareng-bareng buka di sana, tarawih di sana juga. Kita berikan sumbangan juga kadang-kadang.

Untuk anak-anak Indonesia di sini juga ada program ngaji, sambil ngabuburit juga ngaji di KBRI, kita coba maksimalkan kegiatan. Ada juga Indonesia Moslem Community in Cambodia, nah kita didukung juga dengan komunitas ini jadi terbantu sekali.

4. Dengan semakin banyaknya WNI bekerja di Kamboja, semakin banyak juga kah restoran yang menyajikan makanan Indonesia? Seberapa populer makanan Indonesia di sana?

Melihat Suasana Ramadan di Kambojailustrasi Kamboja (unsplash.com/allPhoto Bangkok)

Betul sekali, restoran Indonesia banyak sekali di sini. Di Phnom Penh ada 5, terdiri dari 4 resto dan 1 warung, itu otentik. Ada khas Bali, Manado, Padang. Jadi WNI di sini itu tidak akan kangen-kangen banget makanan Indonesia karena mau ini-itu juga bisa langsung order. Ada juga order online seperti Grab Food gitu, kalau di sini namanya Food Panda.

Tapi di kota-kota yang jumlah WNI-nya banyak, warung Indonesia itu ratusan, 200-an mungkin ada. Sajiannya juga beragam, pempek, martabak, sate.

Untuk kisaran harga, sudah pasti lebih mahal. Di sini secara umum harga-harga lebih mahal. Porsinya itu lebih dari di Jakarta. Di sini seporsi sate itu sekitar 5 dolar AS, ya setara Rp70 ribu. Nah, mata uang di sini bisa riel dan dolar AS, bisa pake dua-duanya. Transaksi online itu pake dolar juga.

5. Di Indonesia kan terkenal berburu takjil sore, di Kamboja ada gak sih? Apakah ada pasar Muslim, yang khusus jual makanan halal?

Melihat Suasana Ramadan di KambojaSalah satu penjual makanan di Phnom Penh, Kamboja. (IDN Times/Sonya Michaella)

Kalau makanan halal itu variatif, di sini macam-macam. Di pasar mana pun juga itu ada 2-3 konter yang memang konter halal. Akan ada produk-produk makanan atau utamanya daging yang dijual warga setempat itu Muslim, jadi aman.

Tapi memang di daerah kampung itu mayoritas Islam maka pasar yang di kampung itu sudah jelas halal. Orang sini kan makanannya mirip-mirip Indonesia. Cenderung manis, jenis bumbu-bumbu itu juga tidak jauh berbeda. Tapi di sini cabenya untuk garnish saja, jadi makanannya tidak terlalu pedas.

Makanan kecil juga mirip-mirip kayak cendol, klepon, sebenernya tidak jauh beda. Mungkin karena kita satu kawasan juga jadi mirip-mirip.

Baca Juga: Pengusaha Muda Kamboja Jajaki Peluang Bisnis dengan RI

6. Kira-kira akan ada open house KBRI saat Lebaran?

Melihat Suasana Ramadan di Kambojailustrasi Kamboja (unsplash.com/Alan Wang)

Oh tentu ada dong. Rencana nanti pas setelah salat Id pagi, mungkin siangan kita brunch, open house. Jadi open untuk WNI, karena pada hari itu kan hari kerja, jadi tidak mudah bagi teman-teman untuk datang, tapi bagi WNI yang ingin datang ke open house KBRI itu welcome sekali dan salat Id juga ada di KBRI.

7. Kerja sama apa yang paling potensial antara Indonesia dan Kamboja saat ini?

Melihat Suasana Ramadan di KambojaDuta Besar RI untuk Kamboja Santo Darmosumarto kunjungi lumbung padi Kamboja. (dok. KBRI Phnom Penh)

Banyak, contohnya perdagangan. Kita ini mitra dagang nomor 6 untuk Kamboja, dan makin banyak produk makanan kita masuk ke sini. Neraca agak jomplang, banyak impor Indonesia ke sini which is bagus, saya sering juga ke supermarket sini untuk cari-cari produk lokal kita.

Makin banyak produk Indonesia ke Kamboja, tidak hanya bentuk makanan, harapan kita mobil-mobil produksi Indonesia bisa tambah. Nomor satu itu batu bara, lalu ada rokok, mobil. Kita akan push lagi.

Misalnya, beras dari Kamboja, kita kan sering beli dari Thailand, Vietnam. Kamboja ingin nih ekspor beras ke Indonesia. Beras Kamboja itu enak banget, long grain seperti biasa tapi pulennya seperti beras Jepang, tapi tidak nempel.

8. Apakah ada imbauan dari KBRI untuk WNI yang ingin kerja di luar negeri? Karena banyaknya kasus penipuan pekerjaan, salah satu tujuannya ke Kamboja.

Melihat Suasana Ramadan di KambojaTiga WNI dibatalkan keberangkatannya ke Kamboja terindikasi akan bekerja ilegal. (Screenshot)

Jumlah WNI kita besar di sini, karena tentunya jumlah makin banyak makin banyak masalah. Bagi yang mengalami masalah bisa langsung lapor ke KBRI, untuk atasi permasalahan. Kalau dulu kita dengernya nuansa TPPO, makin lama kita lihat kelihatan masalah tenaga kerjaan, kita bisa bantu mengatasi antara pekerja dan perusahaan. Kadang-kadang perusahaannya juga perusahaan Indonesia.

Intinya, bagi WNI yang ingin bekerja di Kamboja ini diselidiki dulu pekerjaannya, gajinya berapa, setiap hari kerjanya berapa jam, tipe pekerjaannya apa. Setiap hari ini saya baca aduan WNI juga mayoritas ini teman-temanmerasa tertipu, tapi ada elemen apakah bener sudah ditanyakan? Sudah dipelajari perjanjiannya?

Kadang-kadang mereka berdasarkan ‘kata teman saya soal kerja ini’. Para WNI ini siap-siap ke luar negeri saya harap teman-teman lebih teliti dan hati-hati.

Baca Juga: 60 Persen WNI di Kamboja Kerja pada Sektor Judi Online 

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya