Menlu Retno Kecewa DK PBB Gagal Lagi Adopsi Gencatan Senjata di Gaza

AS gunakan hak veto terhadap resolusi ini

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mengutarakan kekecewaannya terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB terkait gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza yang gagal diadopsi.

“Saya sangat menyesalkan kegagalan DK PBB dalam mengadopsi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza, meskipun lebih dari 102 negara termasuk Indonesia ikut menjadi sponsor dalam resolusi tersebut,” kata Retno, dalam akun X @Menlu_RI, Sabtu (9/12/2023).

Retno menegaskan, komunitas global tidak bisa terus diam saja dan tidak berdaya menyaksikan kekejaman dan pembunuhan terhadap warga Palestina di Gaza, khususnya perempuan dan anak-anak.

1. AS gunakan hak veto-nya untuk halangi resolusi DK PBB

Amerika Serikat (AS) mengeluarkan hak veto-nya untuk permintaan Dewan Keamanan PBB guna segera mewujudkan gencatan senjata di Jalur Gaza. Resolusi ini diajukan oleh Uni Emirat Arab, dengan 13 negara anggota DK PBB mendukung dan Inggris memilih abstain.

Pemungutan suara digelar setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengaktifkan Pasal 99 dalam Piagam PBB soal ancaman global yang sedang terjadi di dunia.

“Meskipun AS sangat mendukung perdamaian abadi, di mana Israel dan Palestina dapat hidup berdampingan, kami tidak mendukung seruan gencatan senjata segera. Hal ini akan jadi bibit perang berikutnya, karena Hamas tidak memiliki keinginan untuk melihat perdamaian, untuk melihat Two State Solution,” kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood. 

Baca Juga: Ratusan Warga Palestina Ditangkap dan Ditelanjangi Pasukan Israel

2. Israel berterima kasih ke AS karena menggunakan hak veto

Sementara, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berterima kasih kepada Presiden Joe Biden karena berdiri teguh di pihak Israel, dengan menghalangi resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.

“AS menunjukkan kepemimpinan dan nilai-nilainya. Gencatan senjata hanya akan mungkin terjadi jika semua sandera dilepaskan dan Hamas hancur,” ucap Erdan.

3. AS sebut resolusi PBB tidak seimbang

Dalam pemungutan suara di PBB, AS menyebut resolusi itu tidak seimbang dan tidak sesuai dengan kenyataan. Resolusi juga tidak mencakup pernyataan yang mereka minta, yaitu kecaman terhadap Hamas pada 7 Oktober lalu yang menyerang Israel.

Inggris memilih abstain, namun mereka sependapat dengan AS. Inggris mendukung resolusi karena tidak ada kalimat kutukan terhadap kekejaman yang dilakukan Hamas.

Veto AS ini lantas dikritik oleh China dan Rusia. Mereka menyebut langkah Washington cukup aneh karena menolak resolusi gencatan senjata, namun menyatakan keprihatinan terhadap warga sipil.

Baca Juga: Kemlu: Surat Sekjen PBB soal Gaza Bisa Tekan Dewan Keamanan

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya