Menlu Retno: Palestina Tak Merdeka, Tak Damai dengan Israel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mewakili Presiden RI Joko "Jokowi" Widodo di KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Gambia, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi kembali menegaskan perjuangan untuk kemerdekaan Palestina.
"Kita semua memahami bahwa isu ini adalah inti dari OKI. OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina. Saya ingin mengingatkan kita akan Inisiatif Perdamaian Arab dan keputusan OKI, bahwa perdamaian dengan Israel hanya akan mungkin terjadi jika Israel mengakhiri pendudukannya atas Palestina," kata Retno, dalam keterangannya, Minggu (5/5/2024).
"Keputusan tersebut memberikan pesan yang kuat kepada Israel, tanpa kemerdekaan bagi Palestina, tidak akan ada hubungan diplomatik. Pesan dan keputusan itu harus dipertahankan," tegas Retno.
1. Genosida Israel terhadap warga Palestina
Retno kembali mengulangi bahwa selama tujuh bulan terakhir, 34 ribu warga Palestina sudah terbunuh akibat serangan Israel.
"Kita telah menyaksikan kekejaman terburuk dalam sejarah modern. Lebih dari 34 ribu warga Palestina dibunuh oleh Israel yang merupakan genosida. Bantuan kemanusiaan selalu terhambat. Ancaman untuk menyerang Rafah terus berlanjut. Keanggotaan Palestina di PBB terus diblokir," ucap Retno.
Retno meminta agar OKI terus bersatu membela keadilan dan kemanusiaan bagi rakyat Palestina.
2. Minta OKI harus tetap fokus bantu Palestina
Editor’s picks
Selain itu, Retno juga meminta agar OKI harus tetap bersatu dalam membantu Palestina.
"Kita harus mempertahankan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat di Gaza dengan cara apa pun, yang diperlukan untuk melanjutkan dukungan kita terhadap UNRWA. Oleh karena itu, Jaring Pengaman Keuangan Islam yang disepakati di OKI harus segera diaktifkan," ungkapnya.
3. Terus dorong gencana senjata permanen
Retno juga menegaskan bahwa OKI harus terus mendorong gencatan senjata segera dan permanen.
"Gencatan senjata akan menjadi terobosan dalam menghentikan meningkatnya korban jiwa dan meringankan penderitaan kemanusiaan. Hal ini juga penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi negosiasi yang adil menuju solusi dua negara," tuturnya.
Ia menambahkan, OKI juga perlu fokus pada penanganan bencana kemanusiaan di Palestina dan menahan diri dari konflik terbuka.
"Kita harus menjamin stabilitas kawasan dan dunia. Persatuan OKI harus berkontribusi pada perdamaian, bukan memperburuk krisis," sambung dia.