Nyaris 30 Ribu Warga Palestina Tewas di Jalur Gaza 

Sebanyak 70 ribu orang terluka

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan Gaza merilis data terbaru terkait jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel.

Dilansir dari Arab News, Rabu (28/2/2024), setidaknya 29.878 orang telah terbunuh di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu.

Jumlah korban tersebut mencakup 96 orang yang tewas dalam 24 jam terakhir. Sementara sebanyak 70.215 orang terluka.

Baca Juga: Israel Mengebom Lebanon Timur untuk Pertama Kali sejak Konflik Gaza 

1. Banyak orang masih di bawah reruntuhan

Nyaris 30 Ribu Warga Palestina Tewas di Jalur Gaza Gedung-gedung yang hancur akibat serangan Pendudukan Israel terhadap rumah-rumah warga sipil Palestina. (Instagram.com/mohammed_dahlan86)

Kemenkes Gaza mengungkapkan bahwa kemungkinan masih banyak orang yang tertimbun di bawah reruntuhan dan di jalan.

“Namun tim penyelamat banyak yang tidak bisa menjangkau mereka,” sebut pernyataan dari kementerian tersebut.

Baca Juga: Menlu Retno Minta Dewan HAM PBB Tangani Pelanggaran Israel

2. Sekitar 85 persen warga Gaza mengungsi

Nyaris 30 Ribu Warga Palestina Tewas di Jalur Gaza Palang Merah Indonesia dan Bulan Sabit Mesir bangun dapur umum untuk warga Gaza (dok. Humas PMI)

Sekitar 85 persen warga Gaza juga telah mengungsi akibat agresi Israel tersebut. Warga Palestina juga menderita kelaparan karena kekurangan bahan makanan sehari-hari.

“Ratusan ribu orang tidak punya tempat berlindung, sementara jumlah truk bantuan yang masuk ke Gaza sangat kurang hingga separuhnya jika dibanding dengan sebelum konlfik,” ungkap pernyataan itu.

3. PM Palestina mengundurkan diri

Nyaris 30 Ribu Warga Palestina Tewas di Jalur Gaza Perdana Menteri Palestina, Mohammed Ibrahim Shtayyeh. (IDN Times/Sonya Michaella)

Perdana Menteri (PM) Palestina, Mohammad Shtayyeh dilaporkan telah mengumumkan pengunduran diri dari pemerintahan, yang saat ini memerintah di sebagian wilayah Tepi Barat yang diduduki.

“Keputusan untuk mengundurkan diri diambil mengingat eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Tepi Barat dan Yerusalem serta perang, genosida, dan kelaparan di Jalur Gaza,” kata Shtayyeh.

Surat pengunduran dirinya sudah diserahkan ke Presiden Abbas pada Senin (26/2/2024) kemarin. Shtayyeh menyebut bahwa harus ada pemerintahan baru Palestina untuk mengatasi masalah yang ada.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya