PBB Prihatin soal Provokasi Israel di Masjid Al-Aqsa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Stephane Dujarric mengatakan PBB prihatin soal provokasi di Yerusalem, khususnya di kompleks Masjid Al-Aqsa.
“Kami selalu khawatir dengan provokasi apa pun yang dilakukan di tempat-tempat suci di Yerusalem,” kata Dujarric, dikutip dari Anadolu, Selasa (12/3/2024).
Pernyataan ini dilontarkan Dujarric saat ditanya soal blokade Israel terhadap ratusan warga Palestina yang ingin beribadah di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem Timur.
“Ada status quo yang harus dipatuhi dan dihormati,” tegas dia.
Baca Juga: Yordania ke Israel: Menodai Kesucian Al Aqsa Sama Saja Bermain Api
1. Korban tewas maupun luka terus bertambah
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza merilis 31.112 korban tewas tercatat hingga Senin (11/3/2024). Sementara korban luka mencapai 72.760 orang.
Sekitar 72 persen korban merupakan anak-anak dan perempuan. Dalam 24 jam terakhir, serangan Israel juga menewaskan 67 orang dan melukai 106 orang.
Baca Juga: Israel Tegas Tolak Negara Palestina Berdiri
Editor’s picks
2. Israel menolak negara Palestina berdiri
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tegas menolak Two State Solution atau Solusi Dua Negara, serta menolak negara Palestina berdiri.
“Posisi yang saya ambil, didukung oleh mayoritas warga Israel bahwa kami tidak ingin melihat negara Palestina,” kata Netanyahu, dikutip dari Politico.
Menurut dia, Israel harus memiliki kendali keamanan penuh atas seluruh wilayah Arab di sebelah barat Sungai Yordan.
Baca Juga: Hamas Larang Warga Palestina Kerja Sama dengan Israel Amankan Bantuan
3. Netanyahu sebut Palestina tidak mau menerima Yahudi
Two State Solution ini didukung mayoritas negara di dunia, termasuk negara Eropa dan Arab. Mereka mendukung agar perdamaian dibentuk dari solusi ini.
“Ya, mereka akan selalu mengatakannya. Tapi mereka tidak mengerti bahwa alasan kami tidak berdamai adalah bukan karena Palestina tidak melakukannya, karena mereka tidak punya negara, dan kami punya negara. Dan faktanya, orang-orang Palestina belum mau mengakui dan menerima negara Yahudi,” ucap Netanyahu.