Pemilu Taiwan Rampung Digelar, Ini Tanggapan Indonesia

Indonesia tetap memegang kebijakan Satu China

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Lalu Muhamad Iqbal, memberi tanggapan terkait pemilihan umum di Taiwan yang baru saja selesai digelar.

Lai Ching Te atau William Lai dari Partai Progresif Demokratik (DPP) memenangkan gelaran pemilu dan bakal menggantikan posisi Tsai Ing Wen menjadi Presiden Taiwan.

“Indonesia mengamati secara seksama perkembangan di Taiwan. Indonesia terus konsisten menghormati kebijakan Satu China (One China Policy),” kata Iqbal, dalam keterangannya, Senin (15/1/2024).

1. Pertahankan status quo Taiwan

Pemilu Taiwan Rampung Digelar, Ini Tanggapan IndonesiaKandidat calon presiden Taiwan 2024, Lai Ching-te. (twitter.com/ChingteLai)

Lai meraup sekitar 40,2 persen suara. Sementara lawannya, Hou Yu Ih, hanya mendapat 33 persen suara.

“Kami menang,” kata Lai di depan para pendukungnya usai pengumuman dari KPU setempat keluar.

Sebelumnya, Lai sempat memaparkan visi misinya dalam pencalonan presiden ini. Salah satunya adalah mempertahankan status quo Taiwan.

“Sebagai pemimpin, saya memilkul tanggung jawab penting untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” ucap Lai.

Baca Juga: Joe Biden Tegaskan AS Tidak Mendukung Kemerdekaan Taiwan

2. Janji terbuka untuk keterlibatan China

Selain itu, Lai juga berjanji akan tetap terbuka untuk keterlibatan dengan China atas dasar kesetaraan dan martabat.

“Perdamaian sangat berharga dan tidak ada pemenangnya,” ungkap dia.

3. Profil William Lai

Lai Ching-te mencalonkan diri sebagai calon presiden (capres) untuk DPP. Saat ini, dia menjabat sebagai wakil presiden Taiwan dan juga ketua DPP.

Ia memiliki pengalaman mendalam di pemerintahan, termasuk menjabat sebagai anggota parlemen dan Wali Kota Tainan.

Pria berusia 64 tahun ini telah membuat marah Beijing, dengan mengatakan ingin mempertahankan status quo di Selat Taiwan. Dia kekeuh tidak mengubah nama resmi Republik China (ROC) dan gigih mengikuti jejak Tsai, yang tidak akan memprovokasi dan mengambil risiko. Mereka sama-sama menolak klaim kedaulatan China.

Keduanya telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan Negeri Tirai Bambu, namun ditolak karena Beijing memandang mereka berdua sebagai separatis. Lai dan Tsai mengatakan hanya rakyat Taiwan yang bisa menentukan masa depan mereka.

Baca Juga: AS Minta China Tak Campuri Pemilu Taiwan

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya