Putin Disebut Mencalonkan Diri Lagi di Pemilu Rusia 2024
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan memutuskan untuk mencalonkan diri lagi pada pemilihan presiden Rusia yang akan digelar Maret tahun depan.
Dilansir dari CNBC, Kamis (9/11/2023), langkah Putin ini disebut-sebut akan melanggengkan kekuasaannya hingga 2030 mendatang.
Beberapa sumber Kremlin mengatakan, Putin merasa masih harus mengarahkan Rusia dalam kondisi berbahaya saat ini, merujuk pada konfliknya dengan Ukraina yang belum rampung.
“Keputusan sudah dibuat. Putin akan mencalonkan diri lagi,” kata sumber tersebut.
Baca Juga: Putin Kecam Pengeboman Gaza, Sebut Konflik Bisa Meluas di Timur Tengah
1. Pengumuman resmi akan keluar pekan depan
Sementara, sumber lain yang masih dari Kremlin mengatakan, pengumuman resmi kemungkinan akan dikeluarkan pekan depan.
Meski demikian, belum ada konfirmasi dari Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, hingga saat ini.
“Kampanye ini belum diumumkan secara resmi,” ujar Peskov.
2. Barat disebut akan jatuhkan sanksi lagi ke Rusia
Terkait perang Rusia dan Ukraina, Putin mengungkapkan bahwa negaranya harus bersiap menghadapi sanksi tambahan dari Barat. Menurutnya, negara-negara Barat telah mengadopsi sanksi yang tak terhitung jumlahnya dalam beberapa tahun terakhir, namun mereka ikut terjerat dalam sanksi tersebut.
“Kita harus bersiap menghadapi kenyataan bahwa tekanan sanksi Barat akan meningkat. Mereka mencoba menghukum kami, tapi pada akhirnya, seperti yang kita lihat, mereka memukul perekonomian mereka sendiri,” kata Putin, beberapa waktu lalu.
Ia juga mengatakan bahwa pihak Barat sudah mencapai titik absurditas. Bahkan benda-benda kecil seperti jarum dan obeng pun tidak boleh diekspor ke Rusia.
3. Sanksi keuangan dari Barat
Salah satu bentuk sanksi terhadap Rusia adalah pembatasan terhadap akses-akses keuangan. Negara-negara Barat seperti Uni Eropa (UE), AS, Inggris, dan Kanada telah membekukan aset bank sentral Rusia di negaranya.
Bank-bank besar Rusia telah dihapus dari sistem pesan keuangan internasional Swift. Hal ini berdampak pada penundaan pembayaran minyak dan gas Rusia.
Sementara itu, Inggris telah membekukan aset bank-bank Rusia lainnya dan melarang perusahaan-perusahaan Rusia meminjam uang. Pemerintah Inggris mengatakan, sanksi keuangan yang diberikan Barat telah memotong 350 miliar dolar AS cadangan mata uang asing Rusia dari total sebesar 604 miliar dolar.
Baca Juga: Partai yang Terima Uang dari Rusia Dilarang Ikut Pilkada Moldova