Rencana Gencatan Senjata Gaza Sedang Digodok di Mesir
Intinya Sih...
- Delegasi Hamas tiba di Kairo, Mesir untuk pembicaraan gencatan senjata di Jalur Gaza
- Hamas menerima proposal gencatan senjata selama 40 hari dan menukar sandera Israel dengan tahanan Palestina
- AS menentang rencana operasi militer Israel ke Kota Rafah, di ujung selatan Gaza
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Para delegasi Hamas dilaporkan sudah tiba di Kairo, Mesir untuk melakukan pembicaraan intensif soal kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
“Hasilnya bisa berbeda. Kami telah mencapai kesepakatan soal banyak hal, tapi ada beberapa yang masih perlu dirundingkan,” kata salah satu sumber keamanan Mesir kepada Reuters, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (4/5/2024).
Rencana kesepakatan gencatan senjata Gaza ini dimediasi oleh Qatar, Mesir dan Amerika Serikat (AS). Dilaporkan pula proposal awal sudah diberikan kepada Hamas, yang mencakup gencatan senjata 40 hari dan menukar sandera Israel dengan tahanan Palestina.
Baca Juga: Ini Tuntutan Hamas untuk Gencatan Senjata di Gaza
1. Isi tuntutan Hamas soal gencatan senjata
Isi tuntutan Hamas soal gencatan senjata Hamas membenarkan bahwa delegasinya mengunjungi Mesir untuk mendiskusikan rencana gencatan senjata Jalur Gaza. Hamas juga mengaku telah menerima proposal gencatan senjata yang utamanya bertujuan untuk menghentikan peperangan di Gaza selama 40 hari dan menukar sandera Israel di Gaza dengan sandera Palestina di Israel.
“Kami menekankan semangat positif kepemimpinan Hamas dalam menangani proposal gencatan senjata yang baru-baru ini kami terima. Kami ke Kairo dengan semangat yang sama untuk mencapai kesepakatan itu,” sebut pernyataan dari Hamas.
“Hamas dan pasukan perlawanan Palestina bertekad untuk mencapai kesepakatan yang memenuhi tuntutan rakyat kami untuk penghentian total agresi di Gaza, penarikan pasukan Israel, pemulangan pengungsi, bantuan dan rekonstruksi di Gaza, serta kesepakatan pertukaran tahanan Palestina dengan sandera,” lanjut Hamas.
Editor’s picks
2. Netanyahu ingin gagalkan kesepakatan gencatan senjata
Sementara itu, para pejabat tinggi Hamas menuding bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak ingin ada kesepakatan gencatan senjata, melainkan tetap menghancurkan Gaza dengan tujuan terakhirnya menyerang Rafah.
“Netanyahu adalah orang yang menghalangi semua putaran dialog damai sebelumnya dan ia masih melakukan hal yang sama sekarang,” tutur pejabat Hamas.
Baca Juga: Israel Beri Waktu 1 Minggu untuk Hamas Sepakati Gencatan Senjata
3. AS peringatkan Israel tak serang Rafah
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menegaskan kembali penentangan Washington terhadap rencana operasi militer Israel ke Kota Rafah, di ujung selatan Gaza. Hal ini diungkapkan Blinken ketika bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv.
“AS menentang operasi militer di Rafah, yang merupakan rumah bagi 1,4 juta pengungsi Palestina,” kata Blinken kepada Netanyahu.
Baca Juga: Turki Setop Perdagangan dengan Israel imbas Konflik Gaza