Selandia Baru Tetapkan Hamas sebagai Kelompok Teroris

Tapi Selandia Baru tetap bantu warga Palestina

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Selandia Baru telah menetapkan kelompok Hamas Palestina sebagai organisasi teroris.

“Serangan teroris yang dilakukan Hamas pada Oktober 2023 sangat brutal dan kami dengan tegas mengutuknya,” kata Perdana Menteri Selandia Baru, Christopher Luxon, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (29/2/2024).

Wellington sendiri pernah menetapkan Hamas sebagai entitas teroris pada 2010. Tetapi, sekarang Hamas dianggap sebagai kelompok teroris.

Baca Juga: Hamas-Fatah Palestina Gelar Pertemuan di Rusia, Bahas Apa?

1. Hamas bertanggung jawab atas kematian warga Israel

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters mengungkapkan bahwa Hamas memang seharusnya bertanggung jawab atas kematian 1.200 warga Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.

“Apa yang terjadi pada 7 Oktober lalu semakin menguatkan, kita tidak bisa lagi membedakan antara sayap militer dan sayap politik Hamas. Organisasi ini bertanggung jawab atas serangan teroris yang mengerikan ini,” ucap Peters.

2. Selandia Baru tetap bantu warga Palestina

Selandia Baru Tetapkan Hamas sebagai Kelompok TerorisMakanan didistribusikan ke warga Gaza (dok. Humas PMI)

Penetapan Hamas menjadi kelompok teroris ini otomatis juga menjadikan dukungan apapun atau melakukan transaksi apapun dengan Hamas di Selandia Baru sebagai pelanggaran pidana.

Namun, Selandia Baru hanya menargetkan Hamas, bukan warga sipil Palestina.

“Penetapan tersebut tidak menghentikan Selandia Baru untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan pembangunan di masa depan yang bermanfaat bagi warga sipil di Gaza,” tutur Luxon lagi.

Baca Juga: Joe Biden Harap Kesepakatan Hamas-Israel Tercapai Pekan Depan 

3. Siapa sebenarnya Hamas?

Selandia Baru Tetapkan Hamas sebagai Kelompok TerorisBrigade Al-Qassam sayap militer Hamas (dok.idf.il/The Israel Defense Forces)

Hamas adalah sebuah kelompok yang menguasai Jalur Gaza. Mereka adalah kelompok pejuang yang gencar melakukan perlawanan terhadap Israel dan kerap melancarkan serangan kepada Israel sejak menguasai Jalur Gaza pada 2007.

Hamas lahir pada 1987, ditandai dengan dimulainya Intifada Pertama--gerakan serangan jihad atau perlawanan terhadap Israel. Tujuan utama Hamas adalah memerdekakan Palestina dengan menghancurkan serta mencegah berdirinya negara Yahudi, Israel.

Dulunya, Jalur Gaza merupakan wilayah teritorial Mesir. Ikhwanul Muslimin (IM) tumbuh dan berkembang di sana. Ideologi IM yang ingin mendirikan negara Islam turut mempengaruhi orientasi lain Hamas, yaitu keinginan untuk mendirikan negara Islam sepanjang Laut Mediterania dan Sungai Yordan.

Hamas menguasai Gaza sejak menang pemilihan legislatif dan mampu mengalahkan pesaingnya, Fatah, salah satu organisasi beraliran nasionalisme-sekuler yang ingin memerdekakan Palestina pada 2006.

Berkuasanya Hamas di Gaza bermula dari keputusan Israel untuk menarik pasukan dari Gaza pada 2005. Sejak itu, kelompok Islamis penguasa Gaza tersebut kerap berkonfrontasi dengan Israel hingga akhirnya menang pemilihan legislatif, mengalahkan kelompok pesaingnya, Fatah.

Hamas, dan juga beberapa kelompok sayap militernya, disebut sebagai kelompok teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Inggris. Hamas sendiri ditopang Iran yang memberikan mereka pelatihan, pendanaan, dan persenjataan.

Baca Juga: Israel Sebut Hamas Bangun Terowongan di Bawah Markas UNRWA di Gaza

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya