Siaga Hadapi China, Taiwan Perpanjang Wajib Militer 

Aturan ini berlaku per 2024

Jakarta, IDN Times - Taiwan memutuskan untuk memperpanjang wajib militer (wamil) dari yang sebelumnya empat bulan menjadi satu tahun.

Keputusan ini diambil agar Taiwan bisa lebih siap menghadapi ancaman China yang sampai saat ini masih membayangi.

1. Wamil empat bulan tidak cukup

Siaga Hadapi China, Taiwan Perpanjang Wajib Militer Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memberi pidato dalam sebuah upacara kenegaraan pada 10 September 2020. (Facebook.com/蔡英文 Tsai Ing-wen)

Presiden Taiwan, Tsai Ing Wen menegaskan bahwa wamil selama empat bulan dirasa tidak cukup untuk mempersiapkan yang akan terjadi di depan.

“Wamil empat bulan tidak cukup untuk menghadapi situasi yang cepat dan selalu berubah tiap saat,” kata Tsai, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (29/12/2022).

“Kami memutuskan untuk mengembalikan wajib militer satu tahun mulai 2024 nanti,” lanjut dia.

Baca Juga: Lawan Ancaman China, Taiwan Perpanjang Durasi Wajib Militer

2. Wamil bertugas menjaga infrastruktur utama

Siaga Hadapi China, Taiwan Perpanjang Wajib Militer Presiden Taiwan Tsai Ing-wen saat meninjau latihan Angkatan Bersenjata Taiwan pada 4 Februari 2021. (Facebook.com/蔡英文 Tsai Ing-wen)

Aturan wamil baru ini memang baru akan berlaku per Januari 2024. Namun, Taiwan juga kini mengharuskan laki-laki yang lahir setelah 1 Januari 2005 harus segera mendaftar wamil.

Wamil ini sendiri akan bertugas untuk menjaga infrastruktur utama dan memungkinkan pasukan reguler Taiwan merespons jika ada upaya China menyerang.

Pasalnya, China beberapa kali menggelar latihan militer besar-besaran di dekat Selat Taiwan, serta menerbangkan puluhan jet tempur ke Zona Pertahanan Taiwan beberapa waktu lalu.

3. Hubungan China dan Taiwan masih tegang

Siaga Hadapi China, Taiwan Perpanjang Wajib Militer Xi Jin Ping dan Tsai Ing-wen (instagram.com/tsai_ingweninstagram.com/chinaxinhuanews)

Hingga saat ini, hubungan China dan Taiwan pun masih tegang. China bersikukuh bahwa Taiwan adalah pulau yang merupakan bagian dari kedaulatan mereka.

Sedangkan, Taiwan ngotot ingin melepaskan diri dan memproklamirkan sebagai negara sendiri yang merdeka.

Baca Juga: Jokowi Bantah Konflik China-AS Meluas ke Laut China Selatan

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya