Singapura Tanggapi Tuduhan Monopoli Konser Taylor Swift

Singapura akui beri insentif besar ke Taylor Swift

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, buka suara soal tuduhan sejumlah negara tetangga terkait monopoli konser Taylor Swift, yang digelar selama enam hari pada 2-4 Maret dan dilanjutkan pada 7-9 Maret 2024 di Singapore National Stadium. Lee mengakui pemerintah Singapura memberikan insentif khusus kepada Taylor Swift saat menggelar konser di sana.

Hanya saja, Lee tidak merinci berapa insentif tambahan yang diberikan ke tim Taylor Swift dan tidak menggelar konser di negara mana pun kawasan ASEAN, termasuk Indonesia. Namun, dia menjabarkan, kebijakan ini diambil demi mendongkrak pariwisata Negeri Singa yang sempat jatuh akibat pandemik COVID-19.

"Agensi kami negosiasi perjanjian dengan Taylor Swift untuk datang dan tampil di Singapura dan menjadikan Singapura satu-satunya tempat singgah turnya di Asia Tenggara. Ada insentif tertentu dari dana pemerintah yang ditujukan untuk mendukung industri pariwisata setelah terdampak COVID-19, dengan tujuan menjadikan Singapura jadi destinasi wisata di ASEAN," kata Lee dikutip Channel News Asia, Rabu (6/3/2024).

1. Kesepakatan biasa dalam industri hiburan

Menanggapi tudingan dari Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin, Lee mengatakan negosiasi yang dilakukan Singapura ini tidak berniat untuk merugikan negara-negara tetangga di ASEAN.

"Kesepakatan ini hal biasa dalam industri hiburan. Skema seperti ini sangat sukses dan saya tidak melihat adanya tindakan yang tidak bersahabat soal ini," ujar Lee.

Selain PM Srettha, tudingan Singapura memonopoli konser Taylor Swift juga datang dari anggota parlemen Filipina Joey Salceda. Salceda bahkan meminta agar Kementerian Luar Negeri Filipina memprotes perjanjian tersebut karena dianggap bukan tindakan yang baik yang dilakukan sesama negara anggota ASEAN.

"Negara kita sesama ASEAN ini berteman baik. Maka tindakan seperti itu menyakitkan," ungkap Salceda.

Baca Juga: Gelar Konser, Taylor Swift Ungkap Ibunya Besar di Singapura

2. Tanggapan Indonesia soal konser Taylor Swift hanya di Singapura

Singapura Tanggapi Tuduhan Monopoli Konser Taylor SwiftSandiaga Salahuddin Uno (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno, mengaku punya pandangan sendiri terkait konser Taylor Swift. Sandiaga mengaku baru saja mendapat kabar pihak Singapura ingin mengundang untuk duduk bersama dan berkolaborasi.

"Terkait tudingan PM Thailand, saya menyikapinya sedikit berbeda. Saya mengajak kemungkinan kolaborasi. Dan baru saja dapat berita, dari Singapura ingin mengundang duduk sama-sama kolaborasi," kata Sandiaga.

3. Singapura raup untung besar dari konser Taylor Swift

Singapura Tanggapi Tuduhan Monopoli Konser Taylor SwiftTaylor Swift (Instagram.com/taylorswift)

Singapura ketiban untung dari konser Taylor Swift bertajuk The Eras Tour. Karena konser yang digelar selama enam hari sepanjang Maret 2024 tersebut, Singapura diprediksi menerima pemasukan yang begitu besar.

Direktur Penelitian Makroekonomi Maybank, Erica Tay, menyatakan konser Taylor Swift di Negeri Singa bisa mendongkrak pemasukan dari sektor pariwisata sekitar 350 hingga 500 juta dolar Singapura (senilai Rp4,08 sampai Rp5,83 triliun).

"Namun, hanya mengukur nilai dari konsernya berdasarkan dampak ekonomi langsung saja, adalah hal yang tidak tepat,” kata Erica Tay, dikutip Straits Times.

Dengan keberhasilan konser Taylor Swift, bisa jadi artis dunia lainnya akan berdatangan. Sebab, mereka masih bisa menjangkau penonton di kawasan Asia, hanya dengan menyambangi Singapura.

Baca Juga: Viral Suami Habiskan 34 Juta Demi Temani Istri Nonton Taylor Swift

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya