Suaranya soal Palestina Dibungkam, Karyawan Google Pilih Hengkang 

Google disebut punya bisnis dengan Israel

Jakarta, IDN Times - Ariel Koren, seorang karyawan Google, memutuskan hengkang dari perusahaan raksasa tersebut, karena lingkungan kerjanya yang tidak bersahabat dengan aktivisme sosialnya.

Koren, yang menjabat sebagai manajer pemasaran di Google, sempat memprotes kolaborasi Google senilai 1,2 miliar dolar Amerika dengan Amazon dan militer Israel, dalam sebuah program yang disebut Proyek Nimbus.

Baca Juga: Menlu Protes Palestina Hilang di Peta Google dan Apple Map

1. Koren melayangkan protes ke Google

Dilansir dari New York Times, Kamis (1/9/2022), Koren menghabiskan lebih dari setahun untuk mengorganisir protesnya terkait kerja sama ini. Ia juga membujuk Google untuk menarik diri dari kesepakatan.

Kegiatan yang ia lakukan antara lain mengedarkan petisi, melobi eksekutif, dan mencoba mengangkat isu ini ke media.

“Saya meninggalkan Google pekan ini karena permusuhan terhadap pekerja yang angkat bicara. Google memindahkan saya ke luar negeri setelah saya menentang kontrak Google dengan Israel,” cuit Koren di akun Twitternya, @ariel_koko.

2. Google memindahkan Koren atau akan dipecat

Suaranya soal Palestina Dibungkam, Karyawan Google Pilih Hengkang Ilustrasi Palestina (Dok. Google Map)

Alih-alih mendengarkan aspirasinya, Google justru menyodori Koren penawaran pada November 2021, setuju untuk pindah dari San Fransisco, Amerika Serikat, ke Sao Paulo, Brasil atau kehilangan pekerjaannya.

“Google secara agresif mengejar kontrak militer dan menghilangkan suara karyawannya melalui pola pembungkaman terhadap saya,” ujar Koren di Medium, dengan judul Keterlibatan Google dalam Apartheid Israel: Bagaimana Google Mempersenjatai Keragaman untuk Membungkam Palestina dan Pendukung Palestina.

Koren sendiri merupakan Yahudi yang telah bekerja untuk Google selama lebih dari tujuh tahun. Ia mengatakan perusahaan tersebut telah melumpuhkan karyawannya sendiri.

Baca Juga: Israel Tutup Paksa Kantor HAM Palestina: Berkomplot dengan Teroris!

3. Google dianggap membungkam suara karyawannya

Suaranya soal Palestina Dibungkam, Karyawan Google Pilih Hengkang Screenshot logo Google (google.com)

Koren menyesalkan tindakan Google, yang bukannya membela Palestina, tetapi malah membuka kerja sama dengan Israel.

“Saya menyaksikan bagaimana mereka bukannya mendukung beragam karyawan yang ingin menjadikan Google perusahaan yang etis, tapi mereka secara sistematis membungkam suara Palestina, Yahudi, Arab, dan Muslim yang khawatir tentang keterlibatan Google dalam pelanggaran HAM di Palestina,” ujar Koren.

Menurut dia, dengan membungkam suara karyawannya, Google melindungi kepentingan bisnisnya dengan militer dan pemerintah Israel.

Hingga saat ini, Google belum menanggapi tulisan dan cuitan Koren di berbagai media.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya