Suhu Panas di China Tembus 41 Derajat Celcius!

Warga diminta untuk waspada

Jakarta, IDN Times - Pemerintah China kembali mengeluarkan peringatan waspada terhadap gelombang panas. Saat ini, sebagian besar kota di China, termasuk Beijing, dilanda suhu panas hingga 40 derajat Celcius.

Pada Kamis (22/6/2023), suhu di Beijing bahkan mencapai 41 derajat Celcius dan merupakan hari terpanas selama Juni 2023. Di sore hari pun, suhu masih tercatat di angka yang sama.

Suhu terpanas di China sudah terjadi puluhan tahun lalu yaitu pada bulan Juni 1961 di mana suhu tembus hingga 40,6 derajat Celcius.

Baca Juga: Suhu Panas Di Jatim, Dipastikan Bukan karena Gelombang Panas Asia

1. Suhu diperkirakan tetap panas sampai sepekan ke depan

Badan Meteorologi China mengatakan suhu panas masih bisa terjadi hingga sepekan ke depan, terutama di sebagian wilayah di utara China.

Melansir Straits Times, Jumat (23/6/2023), pemantauan dan peringatan suhu panas ini akan dilakukan di ibu kota Beijing, Tianjin, Hebei, Shandong, Henan, dan Inner Mongolia.

Di Tianjin, yang merupakan kota pelabuhan, suhu tembus hingga 41,2 derajat Celcius.

Baca Juga: Malaysia Siap Rundingkan Laut China Selatan dengan China 

2. Warga disarankan banyak minum air

Otoritas China kembali memperingatkan warganya agar waspada dengan periode suhu panas ini dan menyarankan untuk banyak minum air setiap hari serta membatasi aktivitas di luar ruangan.

Gelombang panas telah melanda beberapa bagian negara China sejak Maret. Provinsi Yunnan yang terkenal dengan cuacanya yang sejuk pun belum lama ini menghadapi suhu lebih dari 40 derajat Celcius.

Baca Juga: Suhu 43 Derajat dan Badai Gurun di Madinah

3. Kerusakan tanaman akibat gelombang panas

Suhu Panas di China Tembus 41 Derajat Celcius!Ilustrasi gelombang panas. (Pixabay.com/ybernardi)

Gelombang panas sporadis yang terjadi menjelang musim panas ini juga sangat mengkhawatirkan sektor pertanian. Kerusakan tanaman dapat meningkatkan harga pangan, memperburuk inflasi, dan membebani ekonomi China yang berusaha bangkit dari keterpurukan usai kebijakan nol-COVID-19 selama tiga tahun terakhir dicabut.

Stasiun penyiaran CCTV melaporkan, daerah Yunnan pada tahun ini hanya mendapatkan curah hujan setinggi 35mm hingga 20 April. Sementara curah hujan di ibu kota provinsi Kunming menjadi yang terendah, yaitu kurang dari 8mm.

Cuaca panas juga berdampak terhadap berkurangnya cadangan air. Tahun lalu, suhu tinggi yang berlangsung selama dua bulan menyebabkan sungai-sungai besar dan saluran air mengering di China.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya