Tanpa Persetujuan Kongres, AS Tambah Bantuan Militer ke Ukraina Rp6 T

Paket bantuan ini juga termasuk peluncur rudal HIMARS

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) mengumumkan paket bantuan tambahan ke Ukraina, senilai 400 juta dolar AS atau sekitar Rp6 triliun.

Paket bantuan terbaru ini didanai oleh Presidential Drawdown Authority, yang memungkinkan pengiriman barang dan jasa dari Kementerian Pertahanan AS, tanpa meminta persetujuan Kongres, guna menanggapi situasi darurat.

“Paket bantuan militer ini mencakup banyak amunisi untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi atau peluncur rudal HIMARS dan howitzer,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, dikutip dari laman Kementerian Luar Negeri AS, Sabtu (4/3/2023).

Baca Juga: Menelusuri Dugaan Ukraina Menggelapkan Bantuan dari Barat

1. Ada amunisi untuk kendaraan tempur

Tanpa Persetujuan Kongres, AS Tambah Bantuan Militer ke Ukraina Rp6 TTank Ukraina berjalan menuju kota, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan operasi militer di bagian timur Ukraina, di Mariupol, Ukraina, Kamis (24/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria.

Selain itu, dalam paket bantuan terbaru ini, terdapat juga amunisi untuk kendaraan tempur infanteri Bradley, jembatan peluncur kendaraan lapis baja, peralatan dan perlengkapan penghancur serta pelatihan.

“Rusia bisa mengakhiri perangnya hari ini. Sampai Rusia melakukannya, kami akan bersatu dengan Ukraina dan memperkuat militernya di medan perang, selama diperlukan,” ucap Blinken lagi.

Blinken menambahkan, AS juga terus menggalang dukungan dunia untuk Ukraina dan ia mengapresiasi dukungan dari 50 negara untuk membantu Ukraina mempertahankan kedaulatannya.

Baca Juga: AS Siapkan Paket Bantuan Terbaru ke Ukraina Senilai Rp29 Triliun

2. Sempat temui Menlu Rusia di sela forum G20 India

Sementara itu, Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, pada Kamis (2/3/2023) untuk pertama kalinya sejak invasi Rusia di Ukraina. Dalam pertemuan itu, Blinken meminta Lavrov agar Rusia mengakhiri perang.

Keduanya bertemu di sela-sela pertemuan G-20 di New Delhi, India. Dalam pertemuan itu, Blinken juga membuka percakapan tentang kesepakatan nuklir New Start Treaty dan ditahannya warga AS Paul Whelan di Rusia.

Diplomat AS yang ikut melakukan perjalanan dengan Blinken mengatakan, pertemuan dan percakapan dengan Lavrov berlangsung sekitar 10 menit. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, Blinken adalah pihak yang memulai percakapan.

Baca Juga: Joe Biden Kunjungi Ukraina, Umumkan Paket Bantuan Baru

3. Tiga pokok isu antara Blinken dan Lavrov

Tanpa Persetujuan Kongres, AS Tambah Bantuan Militer ke Ukraina Rp6 TMenteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, beberapa hari lalu. (Instagram.com/secblinken)

Ada tiga masalah utama yang menjadi pokok pembicaraan Blinken kepada Lavrov. Pertama adalah masalah penangguhan Moskow dalam kesepakatan pengendalian senjata nuklir New Start Treaty.

Blinken meminta Rusia untuk kembali mematuhi New Start Treaty guna membatasi persenjataan nuklir Washington dan Moskow. Itu merupakan kesepakatan persenjataan nuklir terakhir antara dua negara.

Masalah kedua yang diangkat Blinken adalah penahanan Paul Whelan. Dia meminta Moskow untuk membebaskan mantan marinir AS yang ditahan di Rusia.

Masalah utama yang disampaikan Blinken kepada Lavrov adalah perang Rusia di Ukraina. Ini adalah masalah ketiga yang menjadi titik panas hubungan antara Washington dan Moskow saat ini.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya