Ukraina Berharap Indonesia Hadir di KTT Perdamaian Swiss
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin berharap bahwa Indonesia bisa hadir dan bergabung dalam KTT Perdamaian yang rencananya bakal digelar di Swiss.
Di Forum Ekonomi Dunia yang digelar di formula perdamaian yang digagas Ukraina untuk memgakhiri invasi Rusia.
“Saya masih berharap agar pemerintah Indonesia menunjuk utusannya untuk mengikuti acara ini, untuk sekadar berdiskusi dan observasi,” kata Hamianin, dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (19/1/2024).
Hamianin mengatakan, negaranya sudah memberikan undangan kepada Indonesia. Namun belum ada jawaban soal kepastian kehadiran.
1. Indonesia diharapkan hadir karena perannya di global
Vasyl berharap kehadiran Indonesia di KTT Perdamaian ini lantaran Indonesia dianggap memiliki peran besar di dunia internasional.
“Kami sangat berharap Indonesia bisa hadir, negara yang berkekuatan global, memiliki pengaruh dan bebas, mandiri dan besar, akan hadir dalam KTT ini,” ungkap Hamianin.
Sejauh ini, baru dua negara anggota ASEAN yang menyanggupi untuk hadir yaitu Thailand dan Filipina.
Baca Juga: Jerman Serukan Dialog Lanjutan Usai KTT Perdamaian Ukraina di Saudi
2. Teknis KTT sudah mulai dirancang
Dilansir dari VOA, Ukraina dan Swiss sendiri sudah mulai membicarakan soal KTT ini. Ukraina setuju lokasi KTT digelar di Swiss lantaran Swiss merupakan negara netral.
“Hari ini, tim kami sudah mulai bicara dan merumuskan teknis KTT,” ucap Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ketika hadir di WEF Davos, kemarin.
“Perdamaian harus jadi jawabannya,” lanjut dia.
3. Rusia tolak rencana KTT Perdamaian tersebut
Sementara itu, Rusia dilaporkan telah menolak usulan tersebut. Rusia sendiri tidak hadir di WEF Davos, pekan ini.
“Tanpa kehadiran kami, diskusi apapun tidak bakal membuahkan hasil,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Menurutnya, rencana KTT tersebut hanya sebatas diskusi antarnegara yang tidak akan menghasilkan apa-apa.
Baca Juga: Diterpa Isu Mundur, Sri Mulyani Masih Jalani Tugas Negara ke Davos