UNCLOS Jadi Jaminan Terbaik untuk Ketertiban Hukum Laut  

UNCLOS bisa meredakan ketegangan kawasan

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, peningkatan kerja sama maritim sangat penting untuk membangun kepercayaan strategis dan menciptakan wilayah yang lebih aman.

Salah satunya adalah usaha ASEAN terkait dengan keamanan Indo Pasifik di mana ASEAN berusaha untuk menumbuhkan kebiasaan bekerja sama dengan pihak lain.

Hal ini juga berkaitan dengan penerapan dan ketertiban negara-negara menaati UNCLOS.

Baca Juga: KTT ASEAN-RoK, Jokowi: Ekonomi Hijau Kunci Masa Depan ASEAN

1. UNCLOS menjadi jaminan terbaik

UNCLOS Jadi Jaminan Terbaik untuk Ketertiban Hukum Laut  dfo-mpo.gc.ca

Retno menyampaikan, UNCLOS memang tidak sempurna, tetapi UNCLOS masih menjadi jaminan.

“UNCLOS tetap menjadi jaminan terbaik kami untuk ketertiban hukum di laut,” kata Retno, dalam pembukaan ASEAN Regional Conference on The 40th Anniversary of The 1982 UNCLOS, di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Selasa (29/11/2022).

“Mengubah paradigma kita menjadi kolaborasi sangatlah penting untuk melestarikan UNCLOS untuk beberapa dekade mendatang,” ucap dia.

Baca Juga: Masalah Natuna, Pakar Kemaritiman UGM: Tiongkok harus Akui UNCLOS

2. UNCLOS memungkinkan negara-negara di kawasan mengakhiri sengketa

UNCLOS Jadi Jaminan Terbaik untuk Ketertiban Hukum Laut  potret kondisi di Laut China Selatan (pixabay.com/user1488365914)

Selain itu, Retno mengatakan bahwa UNCLOS juga memungkinkan negara-negara di kawasan untuk secara damai mengakhiri sengketa maritim yang telah berlangsung lama.

“Klaim hak maritim dan hak berdaulat sekarang diatur dengan jelas oleh UNCLOS,” ungkap Retno.

Retno menegaskan kembali, pola pikir dan kerja sama terkait lautan harus bisa mengalahkan persaingan dan rivalitas.

3. Ada banyak ruang kerja sama

UNCLOS Jadi Jaminan Terbaik untuk Ketertiban Hukum Laut  Kapal Coast Guard China-5202 membayangi KRI Usman Harun-359 saat melaksanakan patroli mendekati kapal nelayan pukat China yang melakukan penangkapan ikan di ZEE Indonesia, utara Pulau Natuna. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Retno juga menuturkan, banyak ruang kerja sama terbuka di bidang kelautan.

“Seperti pemanfaatan sumber daya kelautan berkelanjutan dan penelitian ilmian kelautan. Dalam menghadapi tantangan saat ini, kita juga harus mendorong kerja sama mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,” ujarnya.

Forum AIS, Archipelagic dan Island States Forum adalah beberapa contoh kerja sama yang berfokus pada bagaimana negara kepulauan dapat mengatasi perubahan iklim.

Baca Juga: LSM: Indonesia Salah Satu Kontributor Limbah Maritim Terbesar

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya