Uni Eropa Dukung Otoritas Palestina Pimpin Gaza 

Uni Eropa dan negara Arab bertemu di Spanyol

Jakarta, IDN Times - Negara-negara Arab dan Uni Eropa sepakat bahwa Two State Solution atau solusi dua negara adalah jawaban yang tepat untuk konflik Israel dan Palestina.

Dilansir dari Al Arabiya, Selasa (28/11/2023), Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, menegaskan, otoritas Palestina berhak memerintah Gaza. Pertemuan antara negara-negara Arab dan Uni Eropa ini digelar di Barcelona, Spanyol.

“Otoritas Palestina harus menggelar pemilu dan memperkuat perannya agar menjadi solusi yang layak bagi pemerintahan masa depan di Gaza,” kata Borrell.

Baca Juga: Israel-Hamas Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata Dua Hari 

1. Rakyat Palestina harusnya yang memutuskan siapa yang memerintah mereka

Uni Eropa Dukung Otoritas Palestina Pimpin Gaza Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki. (dok. X @Menlu_RI)

Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, mengatakan, rakyat Palestina seharusnya memutuskan sendiri siapa yang memerintah mereka.

“Pembicaraan tentang pemerintahan Gaza usai perang ini harus difokuskan ke Tepi Barat dan Gaza sebagai satu kesatuan,” kata Safadi.

Sementara, Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad Al Maliki, mengungkapkan, Otoritas Palestina kehilangan kendali atas Jalur Gaza dalam perebutan kekuasaan dengan Hamas pada 2007 silam.

“Kami selalu berada di sana (Gaza dan Tepi Barat), kami memiliki 60 ribu pegawai sipil di sana,” ucap Al Maliki.

Baca Juga: Pro-Palestina Berdemo di London Serukan Gencatan Senjata Permanen

2. Israel dan Hamas sepakat perpanjang gencatan senjata di Gaza

Uni Eropa Dukung Otoritas Palestina Pimpin Gaza Gedung-gedung yang hancur akibat serangan Pendudukan Israel terhadap rumah-rumah warga sipil Palestina di Gaza di utara Kamp Jabalia, utara wilayah Al-Sikka, Rabu (11/11/2023). (dok. Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP))

Israel dan Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan selama 2 hari lagi di Jalur Gaza.

Dilansir dari CNN, berdasarkan perjanjian tersebut, Hamas akan membebaskan 10 sandera lagi setiap harinya dalam masa perpanjangan ini.

Sebelumnya, Hamas telah membebaskan lagi 11 sandera dalam gelombang ketiga pelepasan yang semuanya adalah perempuan dan anak-anak. Saat ini mereka sudah berada di Israel.

Baca Juga: Israel Niat Gempur Gaza Lagi Usai Gencatan Senjata

3. Perpanjangan gencatan senjata dimulai Senin kemarin

Uni Eropa Dukung Otoritas Palestina Pimpin Gaza Gedung-gedung yang hancur akibat serangan Pendudukan Israel terhadap rumah-rumah warga sipil Palestina di Gaza di utara Kamp Jabalia, utara wilayah Al-Sikka, Rabu (11/11/2023). (dok. Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP))

Sementara itu, perpanjangan gencatan senjata bakal dimulai Senin (27/11/2023), menyambung gencatan senjata 4 hari yang sudah dimulai sejak Jumat kemarin.

Berbarengan dengan itu, Hamas juga telah menerima daftar nama pembebasan 33 tahanan Palestina dari penjara Israel yang rencananya akan pulang pada masa perpanjangan gencatan senjata ini.

Baca Juga: Israel Bebaskan Lagi 33 Tahanan Palestina

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya