Wagner Grup Khianati Rusia, Kerahkan Pasukan Masuki Moskow
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wagner Grup, tentara bayaran Rusia, kini berbalik arah menyerang Rusia. Bos Wagner, Yevgeny Prigozhin menyebut bahwa pasukannya sudah menguasai fasilitas militer Rusia dan lapangan terbang Rostov-on-don, hari ini.
"Fasilitas militer di Rostov, termasuk lapangan udaranya, sudah berada di dalam genggaman kami," kata Prigozhin, dikutip dari CNN, Sabtu (24/6/2023).
Sejumlah video beredar di media sosial memperlihatkan tank-tank milik Wagner mulai memasuki jalanan utama di Rostov. Namun, video-video ini belum bisa diverifikasi secara independen.
Pasukan Wagner bahkan dikabarkan akan mulai memasuki kota Moskow.
1. Putin nyatakan siaga
Sementara itu, menanggapi serangan balik dari Wagner, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa Moskow kini siaga. Kementerian Pertahanan Rusia pun menyatakan bahwa mereka akan segera menangkap Prigozhin.
Kemenhan Rusia kini menganggap bahwa Wagner membelot. Bukannya menghabisi pasukan Ukraina, Wagner kini malah balik menyerang pasukan Rusia.
"Tindakan Prigozhin ini merupakan pengkhianatan bagi pasukan Rusia," tegas juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Baca Juga: Bos Wagner Sebut Tentaranya Tidak Akan Gabung Militer Rusia
2. Dianggap sebagai kudeta negara
Selain itu, Kemenhan Rusia menilai aksi Wagner Grup ini sudah termasuk aksi kudeta terhadap negara.
Para pemimpin pasukan Rusia yang berada di medan perang pun kini dikabarkan sedang membujuk Wagner agar tak menyerang sekutunya sendiri.
3. Wagner klaim tembak jatuh jet Rusia
Dalam aksi 'membelot' kali ini, Wagner bahkan mengklaim telah menembak jatuh jet Rusia. Namun hal ini dibantah oleh pasukan Moskow.
Prigozhin menegaskan, pasukannya akan merangsek masuk ke ibu kota Moskow untuk menggulingkan menteri pertahanan Rusia.
"Kami akan menghancurkan siapapun yang menghalangi kami," ucap Prigozhin.
Baca Juga: Bos Wagner: Rusia Akan Runtuh jika Kalah di Perang Ukraina