Jakarta, IDN Times - Spanyol memperbolehkan masuknya orang berpaspor Kosovo masuk ke negaranya tanpa visa pada Minggu (7/1/2024). Keputusan ini mengikuti aturan pembebasan visa perjalanan yang diterapkan Uni Eropa (UE) bagi warga Kosovo.
Sejak resmi diberlakukan pada 1 Januari, Spanyol jadi satu-satunya negara yang belum mengakui pembebasan visa tersebut. Padahal, beberapa negara UE yang tidak mengakui kemerdekaan negara pecahan Serbia itu tetap memperbolehkannya masuk ke teritori negaranya.
Menteri Luar Negeri Spanyol José Manuel Albares mengatakan, Spanyol resmi menerima paspor Kosovo di negaranya. Namun, ia menekankan bahwa tidak ada perubahan terkait pengakuan kepada negara pecahan Serbia tersebut.
"Pengakuan kepada paspor Kosovo bukan berarti bahwa Spanyol mengakui Kosovo sebagai negara merdeka. Kebijakan penolakan terhadap pengakuan provinsi tua Serbia itu berujung pada penolakan pengakuan pada paspor Kosovo yang sudah diterapkan setiap tahunnya," ungkap Albares, dikutip La Vanguardia.
"Sebelumnya, sudah ada dua negara dalam visa Schengen yang tidak mengakui Kosovo, Yunani dan Slovakia. Keduanya sudah menerima paspor Kosovo di negaranya dan sekarang Spanyol sudah mengakuinya. Tanpa ini, pemegang paspor Kosovo akan terkendala masalah untuk masuk secara legal," sambungnya.
Albares menambahkan, kebijakan Spanyol tidak akan berubah terkait Kosovo. Ia pun menyebut Madrid akan mengakui Kosovo jika Serbia bersedia mengakui kemerdekaannya lewat negosiasi yang mediasi UE.
"Spanyol berharap dan akan terus mendorong dialog Belgrade-Pristina sebagai satu-satunya jalan menyelesaikan masalah ini. Solusi ini juga bertujuan mengurangi dampak buruk yang berimbas kepada masyarakat sipil kedua negara," terangnya.
Dilansir Euractiv, kabar ini cukup mengejutkan pasalnya Spanyol sempat menolak menerima paspor Kosovo di negaranya. Bahkan, pada April 2023, Menlu Albares sempat menekankan bahwa semua warga Kosovo tidak dapat masuk ke Spanyol pada 2024 tanpa visa.
Pada Desember 2023, Wakil Perdana Menteri Kosovo Besnik Bislimi mengatakan, Yunani memang tidak mengakui kemerdekaan negaranya, tetapi punya hubungan baik dan dekat dengan Kosovo dibanding mayoritas negara UE.
"Kami paham bahwa lima negara UE yang tidak mengakui kemerdekaan Kosovo memiliki masalah tersendiri di dalam negaranya. Maka dari itu, kami tidak dapat menggunakan obat dan pendekatan yang sama kepada semuanya," tutur Bislimi.
"Namun, situasi di Yunani karena kami punya hubungan politik, ekonomi, perdagangan, dan budaya yang kuat dengan Kosovo dibandingkan negara-negara anggota UE lainnya yang sudah mengakui Kosovo," sambungnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, terdengar rumor bahwa Yunani semakin dekat untuk mengakui kemerdekaan Kosovo. Namun, Bislimi mengakui bahwa pengakuan tersebut tergantung pada waktu yang tepat.