Perpustakaan di Inggris Lihat Lonjakan Akses E-book Selama Lockdown
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lincolnshire, IDN Times – Meningkatnya kasus COVID-19 memaksa pemerintah di berbagai belahan dunia menerapkan kebijakan lockdown untuk menyelamatkan penduduknya sekaligus mengendalikan penyebaran virus yang semakin menjalar.
Pemberlakuan lockdown akan menonaktifkan sementara aktivitas yang selama ini menjadi rutinitas masyarakat seperti keluar rumah, nongkrong bersama, aktivitas belajar-mengajar di sekolah, kegiatan ibadah, aktivitas kerja dan lain sebagainya.
1. Perpustakaan dapat diakses di mana saja dan kapan saja
Melansir laman BBC, penerapan lockdown di negara Inggris malah membuat perpustakaan-perpustakaan mengalami lonjakan pinjaman bahan bacaan e-book, e-majalah, buku audio yang dilakukan secara online selama lockdown berlangsung. Peminjaman online naik 63 persen dibandingkan tahun lalu.
Nick People dari Chartered Institute of Library and Information Professionals (CILIP) mengatakan “Ini adalah momen penting bagi perpustakaan, tidak hanya menarik masyarakat umum yang sama sekali belum pernah berkunjung ke perpustakaan. Ini menunjukkan bahwa perpustakaan dapat diakses secara online dimana saja dan kapan saja sama halnya seperti secara langsung”.
2. Lonjakan drastis peminjaman e-book berkali lipat
Isabel Hunter, mengungkapkan “Pinjaman digital mingguan dari perpustakaan di seluruh Inggris meningkat jumlahnya dalam 3 minggu setelah perpustakaan resmi berhenti beroperasi semenjak tanggal 23 Maret 2020 karena lockdown. Pada minggu kedua bulan April, e-book, e-majalah, buku audio telah diakses tiga kali lebih banyak dan kebiasaan ini mulai rutin terjadi sampai hari ini."
Pihak Libraries Connected mencatat ada 120 ribu orang yang bergabung dengan perpustakaan lokal di seluruh Inggris. Penggunaan layanan digital pun meningkat naik lebih dari 600 persen dibandingkan tahun lalu.
Editor’s picks
Bidang layanan Perpustakaan Hampshire pun menyebutkan ada 200 pengguna baru ke sistem yang dimilikinya. Di Cambridgeshire, anggota perpustakaan diberikan akses gratis ke ancestry dan find my past selama lockdown.
3. Dampak positif COVID-19 terhadap perpustakaan
Nicola Rogers mengatakan “Perpustakaan di Lincolnshire telah melihat lonjakan pengguna yang signifikan. Tercatat ada 80 persen orang meminjam bahan bacaan yang disediakan perpustakaan.”
Diharapkan peningkatan ini berdampak pada gaya seseorang menggunakan perpustakaan ketika lockdown berakhir. Pemustaka tidak harus selalu masuk melalui pintu perpustakaan tetapi juga secara daring.
Meskipun fenomena ini cukup menyulitkan, para pustakawan sangat kreatif beradaptasi menanggapi permintaan pemustaka dengan kebiasaan yang baru untuk memberikan jalan keluar.
4. Perpustakaan tak bisa dilupakan begitu saja
Perpustakaan dan masyarakat saling membutuhkan. Perpustakaan akan terus ada jika dibutuhkan masyarakat. Perpustakaan juga berkepentingan untuk memberikan layanan kepada masyarakat. Perpustakaan akan senantiasa melengkapi kehidupan serta perkembangan ilmu pengetahuan yang ada.
Membaca buku adalah opsi strategis untuk mengisi waktu luang di masa pandemi ini. Perpustakaan bukanlah sekadar tempat penyimpanan bahan pustaka, melainkan agen perubahan yang akan mengubah pola pikir, ucapan, dan perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik lagi kedepannya.
Baca Juga: 5 Perpustakaan Paling Keren di Finlandia, Bukan Sekadar Surga Buku
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.