Ilustrasi seekor kucing. (Pixabay.com/susannp4)
Dilansir dari The Guardian, keputusan otoritas Taiwan pada hari Sabtu, 21 Agustus 2021, waktu setempat untuk melakukan suntik mati terhadap 154 ekor kucing yang ditemukan dalam operasi penyelundupan telah memicu protes dan seruan untuk mengubah undang-undang dan meningkatkan hukuman.
Pejabat pemerintah setempat mengatakan mereka membuat keputusan untuk melakukan
hal itu karena asal-usul mereka tidak diketahui dan mereka dapat menimbulkan risiko biosekuriti, tetapi tindakan tersebut memicu curahan kesedihan dan kemarahan di antara sebagian besar warga Taiwan dan kelompok hak asasi hewan.
Taiwan sendiri dikenal memiliki tingkat kepemilikan hewan peliharaan yang tinggi dan industri yang berkembang pesat dalam merawat mereka, termasuk aksesori seperti kereta bayi dan layanan seperti paranormal hewan peliharaan.
Berita mengenai 154 kucing tersebut, memimpin daftar "paling banyak dibaca" di sebagian besar outlet lokal, juga disertai dengan foto-foto kandang yang semua berbaris di fasilitas pemerintah serta beberapa gambar anak kuncing dari dekat, sebelum dimusnahkan.
Dari puluhan ribu komentar, sebagian besar warga Taiwan mempertanyakan mengapa
kucing-kucing tersebut tidak bisa dikarantina atau dirawat.
Bahkan, sebagian besar kemarahan diarahkan kepada penyelundup, sementara beberapa komentar mempertanyakan keganasan protes atas kucing peliharaan dibandingkan dengan pemusnahan spesies lain untuk alasan biosekuriti.
Yang lain juga mendesak orang untuk belajar dari insiden itu dan mengadopsi hewan peliharaan mereka alih-alih mencari keturunan yang bergengsi.