Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Suriah Perpanjang Izin Penyeberangan Perbatasan untuk Bantuan Gempa

bendera Suriah (pexels.com/Engin Akyurt)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Suriah telah memberikan izin bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menggunakan dua penyeberangan perbatasan tambahan dalam pengiriman bantuan ke wilayah barat laut. Wilayah tersebut dikuasai pemberontak selama tiga bulan lagi.

"Suriah telah memutuskan untuk memperpanjang izin yang diberikan kepada PBB dan badan khusus untuk menggunakan dua penyeberangan perbatasan Bab Al-salam dan al-Ra'i untuk periode tambahan tiga bulan yang berakhir pada 13 Agustus,” kata duta besar PBB untuk Suriah, Bassam Sabbagh melalui tweet pada Sabtu (13/5/2023).

“Keputusan ini didasarkan pada keinginan Suriah untuk meningkatkan stabilitas dan meningkatkan kehidupan dan situasi kemanusiaan semua warga Suriah, dan datang dalam upaya untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan kepada semua yang membutuhkan di seluruh Suriah.”

1. PBB minta pemerintah Suriah izinkan perpanjangan penyeberangan tambahan

Melansir Al Jazeera, pada Jumat, PBB meminta pemerintah Suriah untuk mengizinkan perpanjangan dua penyeberangan tambahan untuk penyaluran bantuan ke zona yang dikuasai oposisi.

Menyusul permintaan organisasi internasional tersebut, Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad kemudian menyampaikan keputusan untuk mengizinkan PBB menggunakan penyeberangan selama tiga bulan ke depan. Keputusan tersebut disampaikan kepada Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk urusan kemanusiaan, Martin Griffiths.

Adapun penyeberangan Bab al-Salam kembali dibuka untuk bantuan kemanusiaan PBB pada Februari. Itu menandai pertama kalinya konvoi PBB menyeberang untuk mengirimkan bantuan sejak perbatasan itu ditutup pada pada 2020.

2. Sebelum gempa, sebanyak 4 juta orang di barat laut hidup di bawah garis kemiskinan

Presiden Suriah Bashar al-Assad awalnya menyetujui pembukaan dua penyeberangan baru selama tiga bulan pada 13 Februari, seminggu setelah kejadian gempa bumi yang menewaskan lebih dari 50 ribu orang di Turki dan Suriah. 

Komite Penyelamatan Internasional dalam sebuah pernyataan mengatakan penundaan pembukaan penyeberangan baru telah menghambat upaya pertolongan segera para korban. Hal itu mengingat waktu pencarian dan penyelamatan yang efektif hampir habis.

Bahkan, kelompok penyelamat White Helmets juga mengkritik PBB lantaran harus menunggu izin dari al-Assad.

Bagian barat laut Suriah dikuasai oleh kelompok yang menentang pemerintah al-Assad setelah perang sipil pecah di negara tersebut 12 tahun lalu. Sebelum gempa, diperkirakan, sudah ada lebih dari empat juta orang yang membutuhkan bantuan.

Mengutip VOA News, deputi Koordinator Kemanusiaan Regional PBB untuk krisis Suriah, David Carden mengatakan pada awal bulan ini, sekitar dua ribu truk telah melintasi perbatasan dari Turki untuk mengirimkan bantuan makanan, obat-obatan, tempat berlindung dan layanan lainnya.

3. Jalur penyeberangan ke barat laut sempat diveto oleh sekutu Suriah

Pada 2014, Dewan Keamanan mengesahkan empat penyeberangan perbatasan untuk mengirimkan bantuan ke barat laut Suriah, yaitu dua dari Turki, satu dari Yordania dan satu dari Irak.

Namun pada 2020, sekutu dekat Suriah, Rusia dan China, menggunakan ancaman vetonya untuk menutup tiga jalur penyeberangan. Kedua negara tersebut mengklaim pembukaan jalur kemanusiaan tanpa persetujuan al-Assad akan merusak kedaulatan rezim di Damaskus, dikutip dari The Guardian.

Alhasil, satu-satunya titik masuk ke ke wilayah yang dikuasai pemberontak sebelum 13 Februari lalu hanyalah melalui perbatasan Bab al-Hawa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us