AS Kucurkan Uang Rp1,1 Triliun untuk Gaji Tentara dan Polisi Lebanon

Krisis ekonomi bikin Lebanon sulit menggaji aparat keamanan

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Lebanon, Dorothy Shea, mengatakan bahwa pihaknya telah mengalihkan bantuan dana militer senilai 72 juta dolar AS (sekitar Rp1,1 triliun) ke Lebanon. Hal itu untuk membantu Beirut menggaji para tentara dan polisi.

AS merupakan mitra penting dalam membantu keuangan angkatan darat Lebanon. Hal itu terlihat sejak pihaknya memberikan dana senilai 3 miliar dolar AS (sekitar Rp44,9 triliun) sejak 2006.

1. Krisis ekonomi membuat Lebanon kesulitan beri upah layak 

AS Kucurkan Uang Rp1,1 Triliun untuk Gaji Tentara dan Polisi LebanonIlustrasi mata uang (unsplash.com/Viacheslav Bublyk)

Dilansir Associated Press, Lebanon tengah menghadapi krisis ekonomi terburuk di dunia. Menurut Bank Dunia, tiga perempat dari enam juta warganya hidup dalam kemiskinan. 

Sementara, nilai mata uang Pound Lebanon kian melemah terhadap dolar hingga 90 persen. Tak hanya itu, kebuntuan politik yang menimpa para pemimpin Beirut juga membuat pemerintah gagal melakukan reformasi ekonomi. 

Ketidakmampuan otoritas membayar upah layak kepada tentara dan anggota polisi telah mengancam keamanan dan stabilitas keseluruhan Lebanon. Sebab, kedua lembaga itu telah lama berseteru akibat politik sektarian.

Sebelum krisis, seorang prajurit tamtama memperoleh upah sekitar 800 dolar AS (sekitar Rp12 juta) per bulan, namun kini turun menjadi 100 dolar AS (sekitar Rp1,5 juta) karena devaluasi pound. Sementara gaji perwira untuk saat ini sekitar 250 dolar AS (sekitar Rp3,7 juta) per bulan.

Baca Juga: Joe Biden-Mark Rutte Bertemu, Bahas Ukraina hingga China

2. Pengalihan dana bantuan militer AS untuk kepolisian Lebanon menuai kritikan  

AS Kucurkan Uang Rp1,1 Triliun untuk Gaji Tentara dan Polisi LebanonIlustrasi polisi (unsplash.com/ev)

Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS melapor ke Kongres soal rencana pengalihan dana untuk gaji militer dan polisi Lebanon.

Namun, beberapa anggota partai Republik protes dan meminta bantuan militer untuk Lebanon dihapus. Mereka beranggapan bahwa politik di Beirut semakin condong ke Hizbullah, kelompok militan yang didukung Iran.

Bantuan tersebut membuat setiap tentara dan polisi Lebanon mendapat tambahan upah senilai 100 dolar AS (sekitar Rp1,5 juta) per bulan, dan berlaku hingga enam bulan ke depan. Paket itu akan dialirkan melalui program pembangunan PBB.

3. Krisis keuangan memengaruhi kinerja aparat keamanan

Melansir ABC News, pengumuman oleh Shea didampingi panglima militer Beirut Jenderal Joseph Aoun, dan perwakilan UNDP Melanie Haunstein.

“Mengingat keadaan ini, kami terpaksa mengangkat suara kami, dengan lantang, dan telah memohon kepada komunitas internasional untuk dukungan dan bantuan mereka, dan ini karena kurangnya solusi lokal,” kata Aoun, dilansir ABC News

“Krisis saat ini dan dampaknya mungkin yang paling berbahaya yang dihadapi Angkatan Darat Lebanon hingga saat ini,” sambung Aoun.

Krisis keuangan saat ini telah memengaruhi kinerja aparat keamanan Lebanon.

Sementara itu, Shea juga menyerukan otoritas Lebanon untuk mengakhiri kebuntuan politik dan menerapkan reformasi ekonomi, yang telah disetujui Beirut dengan Dana Moneter Internasional (IMF).

“Karena sifat sementara dari bantuan ini, adalah tugas para pemimpin Lebanon untuk menggunakan waktu ini untuk mewujudkan program IMF,” kata Shea.

Baca Juga: WNI Lecehkan Perempuan Lebanon Saat Umrah, Dibui 2 Tahun

Syahreza Zanskie Photo Verified Writer Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya