Jakarta, IDN Times - Terjadi kecelakaan kereta api di Bhairab, sekitar 60 km timur laut ibu kota Dhaka, Bangladesh, pada Senin (23/10/2023). Akibat insiden tersebut 17 orang tewas dan 100 lainnya terluka. Para pejabat negara mengatakan bahwa jumlah korban tewas kemungkinan bertambah.
Kecelakaan terjadi akibat dua kereta bertabrakan, kereta kargo menabrak kereta penumpang yang melaju dari arah berlawanan. Hal ini membuat dua gerbong penumpang tergelincir.
Menurut pejabat pemadam kebakaran Azizul Haque Rajon, tabrakan terjadi pukul 15:30 waktu setempat. Saat itu, kereta kargo yang menuju Chattogram menabrak dua gerbong belakang kereta penumpang Egarosindhur Godhuli Express tujuan Dhaka, dikutip dari AP News.
"Kami telah menemukan 17 jenazah. Lebih dari 100 orang terluka," kata Sadiqu Rahman, seorang administrator pemerintah di Bhairab, seraya menambahkan jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat, dikutip dari Al Jazeera.
Penduduk setempat dan relawan bergegas ke lokasi kejadian setelah kecelakaan itu terjadi.
Rekaman video yang disiarkan oleh saluran Channel 24 menunjukkan ratusan orang memadati lokasi kejadian dan banyak yang menangis saat mencari kerabatnya.
"Kami telah menyelamatkan sedikitnya dua orang dalam keadaan hidup dari gerbong yang terbalik," kata Nazmul Haque, seorang sukarelawan Bulan Sabit Merah kepada wartawan, dikutip dari Channel News Asia.
Pemadam kebakaran, polisi, dan pasukan keamanan elit Batalyon Aksi Cepat berada di lokasi kecelakaan, kata para pejabat.
Kepala polisi setempat, Rasel Sheikh, mengonfirmasi jumlah korban tewas, mengutip tim penyelamat di tempat kejadian. Dia juga mengatakan bahwa lebih dari 50 orang yang terluka telah dikirim ke rumah sakit yang berbeda.
Belum jelas apa penyebab kecelakaan itu. Namun, otoritas Bangladesh telah memerintahkan dua penyelidikan atas kecelakaan tersebut, dan permohonan telah dibuat agar sukarelawan menyumbangkan darahnya.
Layanan kereta api dihentikan di seluruh wilayah setelah kecelakaan itu.
Kecelakaan kereta api kerap terjadi di Bangladesh. Sering kali hal ini disebabkan oleh perlintasan kereta api yang tidak diawasi, kelalaian, buruknya sinyal, serta jalur lama atau infrastruktur buruk lainnya.