Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Afghanistan (pixabay.com/chiplanay)

Jakarta, IDN Times - Taliban dikabarkan akan menghukum mereka yang mengkritik ulama dan pegawai negeri 'Imarah Islam Afghanistan'. Masyarakat Afghanistan tak boleh mengkritik pemerintah baik dengan kalimat sarkas, ucapan langsung, atau bentuk lainnya.

Juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid, dilaporkan telah menerbitkan serangkaian instruksi baru sesuai instruksi pimpinan mereka, Mullah Hebatullah Akhundzada. Langkah ini merupakan bentuk implementasi "tanggung jawab Syariah" dari masyarakat dan media.

1. Taliban diisukan memenjarakan dan menyiksa mereka yang telah mengkritik pemerintah

Masyarakat Afghanistan telah diperintahkan untuk menghentikan tuduhan yang tidak perlu terhadap pejabat pemerintah dan menghindari kritik yang “jauh dari kenyataan”. Walau begitu, pemerintahan Taliban tak merinci kritik apa yang dianggap tak sesuai tersebut.

Taliban memang telah lama dituduh melakukan pelanggaran berat hak asasi manusia (HAM) dan sering menghadapi kritik. Salah satu pelanggaran HAM yang disorot adalah pembatasan akses pendidikan terhadap anak perempuan dan pelanggaran hak-hak perempuan lainnya. 

Beberapa laporan dari organisasi hak asasi manusia dan media menunjukkan bahwa Taliban telah "menangkap, memenjarakan dan menyiksa beberapa orang yang mengkritik mereka di media sosial". Di bawah instruksi baru dari Akhundzada, tindakan tersebut dianggap sebagai "propaganda negatif" yang "secara tidak sadar membantu musuh," lapor VOA, dilansir Hindustan Times.

2. Taliban berusaha untuk membatasi kebebasan bersuara masyarakat Afghanistan

Editorial Team

Tonton lebih seru di