Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Afghanistan (unsplash.com/Farid Ershad)
bendera Afghanistan (unsplash.com/Farid Ershad)

Intinya sih...

  • Larangan internet kabel diperkirakan akan diterapkan secara nasional.

  • Para pejabat mengatakan bahwa layanan internet telah terputus di provinsi-provinsi di utara Afghanistan.

  • Bisa menjadi ancaman besar terhadap kebebasan berekspresi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintahan Taliban mengumumkan larangan internet di sebagian besar wilayah Afghanistan utara pada Rabu (17/9/2025). Mereka mengatakan bahwa langkah tersebut diambil demi mencegah aktivitas tidak bermoral.

Dilansir dari CNN, aturan ini diterapkan di lima provinsi di wilayah utara Afghanistan, yaitu Kunduz, Badakhshan, Baghlan, Takhar, dan Balkh. Pembatasan ini hanya terbatas pada koneksi internet melalui kabel serat optik. Adapun akses internet seluler tetap berfungsi.

Haji Attaullah Zaid, juru bicara pemerintah provinsi Taliban, mengatakan larangan penggunaan internet kabel diperintahkan langsung oleh Pemimpin Tertinggi Afghanistan, Hibatullah Akhundzada. Ia menambahkan bahwa pemerintah akan menyediakan alternatif guna memenuhi kebutuhan penting.

1. Larangan internet kabel diperkirakan akan diterapkan secara nasional

Pada Kamis (18/9/2025), para pejabat mengatakan bahwa layanan internet telah terputus di provinsi-provinsi di utara Afghanistan. Media lokal melaporkan bahwa larangan internet kabel nantinya akan diberlakukan secara nasional.

Mantan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad, menilai kebijakan terbaru ini tidak masuk akal.

"Jika pornografi benar-benar menjadi perhatian, seperti di banyak negara Islam, maka pornografi dapat dengan mudah disaring. Banyak negara di dunia Islam yang melakukan hal tersebut," ujarnya.

2. Bisa menjadi ancaman besar terhadap kebebasan berekspresi

Seorang warga provinsi Balkh mengaku tak memahami alasan pemblokiran internet di era yang kini sudah maju. Ia mengeluhkan bahwa layanan internet seluler terkadang bisa lebih lambat dan mahal dibandingkan internet kabel.

“Jika larangan ini terus berlanjut, itu tidak hanya merugikan bisnis saya, tetapi juga orang lain karena seluruh usaha kami dijalankan melalui internet," tambahnya.

Organisasi Dukungan Media Afghanistan turut mengecam larangan tersebut dan menyatakan keprihatinannya.

“Tindakan ini, yang dilakukan atas perintah pemimpin Taliban, tidak hanya mengganggu akses jutaan warga terhadap informasi gratis dan layanan penting, tetapi juga menimbulkan ancaman besar terhadap kebebasan berekspresi dan kerja media,” kata organisasi itu, dikutip dari ABC.

3. Larangan internet dikhawatirkan akan batasi anak perempuan unpendidikan

Dilansir dari Sky News, beberapa analis memperingatkan bahwa larangan terbaru ini akan semakin membatasi anak perempuan untuk mengakses pendidikan. Banyak dari mereka mengandalkan internet sejak Taliban melarang anak perempuan melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah.

Larangan internet ini merupakan yang pertama sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada 2021. Sebelumnya, otoritas Afghanistan tersebut sesekali menangguhkan jaringan telepon seluler dengan alasan keamanan, biasanya saat perayaan keagamaan, untuk mencegah peledakan perangkat eksplosif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team