Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Taliban Minta Komunitas Internasional Bantu Korban Gempa Afghanistan

bendera Afghanistan (unsplash.com/Farid Ershad)
bendera Afghanistan (unsplash.com/Farid Ershad)
Intinya sih...
  • Inggris, China, India termasuk negara yang telah kirimkan bantuan
  • Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengucurkan dana darurat sebesar 5 juta dolar AS untuk Afghanistan
  • Pemotongan dana bantuan sangat berdampak di Afghanistan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Taliban menyerukan bantuan internasional setelah gempa bumi dahsyat menewaskan ratusan jiwa di Afghanistan timur. Bencana ini semakin menambah penderitaan bagi negara yang telah porak-poranda akibat perang, serta tengah menghadapi krisis pangan dan pemotongan bantuan asing.

Gempa berkekuatan 6,0 mengguncang provinsi Nangarhar dan Kunar, dekat perbatasan Pakistan, pada Minggu (31/8/2025) malam dengan kedalaman sekitar 8 kilometer. Juru bicara pemerintah, Zabihullah Mujahid, melaporkan sedikitnya 812 orang tewas dan lebih dari 3 ribu lainnya terluka. Di daerah terpencil, upaya penyelamatan terkendala oleh medan pegunungan yang sulit dan cuaca buruk.

“Kami membutuhkan bantuan karena di sini banyak orang kehilangan nyawa dan rumah mereka,” kata Sharafat Zaman, juru bicara kementerian kesehatan di Kabul.

1. Inggris, China, India termasuk negara yang telah kirimkan bantuan

Dilansir dari The Guardian, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengucurkan dana darurat sebesar 5 juta dolar AS (sekitar Rp81,9 miliar) untuk Afghanistan. Inggris juga menyumbang 1,3 juta dolar AS (sekitar Rp21 miliar) pada Senin (1/9/2025), dengan menegaskan bahwa bantuan tersebut tidak akan disalurkan kepada Taliban melainkan pada mitra-mitranya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyatakan pihaknya siap memberikan bantuan bantuan darurat sesuai dengan kebutuhan Afghanistan dan dalam kapasitas yang dimiliki.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, mengatakan bahwa pemerintah telah mengirimkan 1.000 tenda ke Kabul dan 15 ton makanan ke Kunar. Bantuan lainnya akan dikirim pada Selasa (2/9/2025).

2. Pemotongan dana bantuan sangat berdampak di Afghanistan

Dilansir dari BBC, Amy Martin, Kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) di Afghanistan, mengatakan bahwa kebutuhan paling mendesak di wilayah yang terdampak gempa saat ini adalah tempat tinggal, hunian sementara, dan selimut.

"Tim kemanusiaan sedang menyiapkan makanan hangat serta biskuit berenergi tinggi, dan berupaya untuk menjangkau sebanyak mungkin orang," ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa pemotongan dana besar-besaran untuk bantuan kemanusiaan belakangan ini telah berdampak signifikan di Afghanistan. Di wilayah terdampak gempa, misalnya, lebih dari 80 klinik kesehatan terpaksa ditutup, sehingga lebih dari 500 ribu orang kehilangan akses layanan kesehatan dasar.

Terkait kerja sama dengan pemerintah Taliban dalam penanganan bencana, Martin menjelaskan bahwa otoritas setempat memimpin pencarian dan penyelamatan awal, serta tidak ada halangan dan hambatan sejauh ini.

3. Afghanistan termasuk negara yang rawan gempa

Afghanistan sangat rawan gempa karena terletak di atas sejumlah garis patahan tempat bertemunya lempeng tektonik India dan Eurasia. Pada 2023, lebih dari 1.400 orang tewas setelah serangkaian gempa berkekuatan 6,3 mengguncang Afghanistan barat. Setahun sebelumnya, gempa berkekuatan 5,9 juga melanda wilayah timur negara tersebut, menewaskan sedikitnya 1.000 orang dan melukai 3 ribu lainnya.

Meski gempa itu berkekuatan sedang, dampaknya sangat destruktif karena terjadi pada kedalaman 10 km di bawah permukaan bumi. Kedalaman gempa pada Minggu bahkan lebih dangkal lagi, yakni hanya 8 km.

Warga di desa-desa terpencil merupakan kelompok yang paling rentan karena rumah mereka, yang umumnya dibangun dari kayu, batu bata lumpur, atau beton berkualitas rendah, tidak tahan terhadap guncangan gempa. Selain itu, banyak kerusakan di wilayah pegunungan Afghanistan juga dipicu oleh tanah longsor akibat gempa, sehingga membuat tim penyelamat kesulitan menjangkau para korban.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us