ilustrasi hasil pertanian (pexels.com/cottonbro studio)
Departemen Pertanian AS memperkirakan defisit perdagangan sektor pertanian akan mencapai rekor 42,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp73,2 triliun pada 2025. Perang dagang yang berlangsung sejak 2018 hingga kini masih menyisakan dampak pada ekonomi pertanian AS yang makin tertekan oleh kompetisi dari negara pemasok lain seperti Brasil. Selain itu, harga komoditas seperti jagung dan kedelai telah mengalami penurunan signifikan. Aspek tersebut menambah tantangan bagi petani dan industri terkait.
Jay O’Neil, konsultan industri biji-bijian, menilai bahwa harapan para petani terhadap pemerintahan Trump mungkin berlebihan. “Sangat naif jika ada yang berpikir bahwa pemerintahan Trump akan memberikan hasil positif bagi sektor pertanian,” ujarnya.
Langkah Donald Trump dalam menerapkan tarif baru dapat memperburuk tantangan yang sudah dihadapi sektor pertanian AS, terutama jika China merespons dengan kebijakan balasan yang semakin membatasi impor produk AS.