Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden AS Donald Trump. (X/@POTUS)

Intinya sih...

  • Trump mengumumkan tarif timbal balik global sebagai respons terhadap perlakuan buruk AS dalam perdagangan oleh beberapa negara sekutunya.
  • Tarif ini tidak hanya ditujukan kepada lawan, tetapi juga kawan seperti China, Uni Eropa, Jepang, India, Vietnam, dan negara-negara Asia Tenggara.

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkap alasan di balik tarif timbal balik global yang diumumkan pada Rabu, 2 April 2025. Menurut Trump, dalam hal perdagangan, lebih banyak 'kawan yang buruk' daripada lawan.

Ia menyindir beberapa negara sekutunya yang memberikan tarif tinggi terhadap AS, padahal mereka mendapat harga yang lebih murah.

"Selama beberapa dekade, negara kita telah dijarah, dirampok, diperkosa oleh negara-negara dekat dan jauh, baik kawan maupun lawan," ucap Trump, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (3/4/2025).

1. Mengklaim diperlakukan buruk

Ilustrasi Bendera Amerika Serikat (pixabay.com/coffeemeplease-13298734)

Trump mengklaim mereka telah diperlakukan buruk oleh sekutunya. Dan hal itu, kata Trump, merupakan pukulan berat bagi Amerika Serikat.

"Kita menyubsidi banyak negara dan membuat mereka tetap beroperasi dan menjalankan bisnis," kata Trump tentang mitra dagang, khususnya Meksiko dan Kanada.

Ia menegaskan, saatnya Amerika Serikat bekerja untuk diri sendiri.

"Kita akhirnya harus mengutamakan Amerika," ujarnya.

Trump mengatakan, tarif tersebut tidak sepenuhnya timbal balik. Namun, AS memberikan tarif balasan sekitar 50 persen dari tarif yang diberikan oleh negara tersebut ke Negeri Paman Sam.

2. Negara kawan dan lawan dipukul rata

Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba (kiri) dan Presiden AS Donald Trump di Washington pada 7 Februari 2025. (x.com/WhiteHouse)

Sejumlah negara yang mendapat tarif timbal balik ini tak hanya lawan, tapi juga kawan. China akan dikenai tarif sebesar 34 persen atas barang. Sementara Uni Eropa, Jepang, dan India masing-masing menerima tarif sebesar 20, 24, dan 26 persen.

Vietnam dikenai tarif sebesar 46 persen. Thailand, Indonesia, Malaysia, Kamboja, dan Myanmar dikenai tarif timbal balik antara 24 persen hingga 49 persen. Sementara itu, Brunei dikenai tarif sebesar 24 persen.

Trump mengatakan, ia sangat baik dan hanya mengenakan setengah dari jumlah yang dikenakan pajak ekspor AS oleh negara-negara tersebut. Selebihnya, Trump mengatakan,. akan mengenakan tarif dasar sebesar 10 persen, termasuk Singapura dan Inggris.'

Tarif ini juga menyasar pelosok dunia - bahkan Kepulauan Heard dan McDonald yang tak berpenghuni pun dikenai tarif. Wilayah Australia di Samudra Hindia sub-Antartika dikenai tarif sebesar 10 persen atas semua ekspornya, meskipun kepulauan es itu tidak memiliki penduduk sama sekali - selain banyak anjing laut, penguin, dan burung lainnya.

Kepulauan Falkland milik Inggris menerima tarif sebesar 41 persen atas ekspor ke Amerika Serikat.

3. AS tetapkan darurat nasional ekonomi

pexels.com/Tima Miroshnichenko

Tarif baru yang menyeluruh terhadap mitra dagang AS akan dimulai akhir pekan ini, kata pejabat Gedung Putih. Tarif lebih tinggi bagi 'pelanggar terburuk' akan mulai berlaku pekan depan.

Gedung Putih juga menyatakan AS saat ini sedang menetapkan darurat nasional ekonomi. Hal tersebut bersumber dari masalah keamanan akibat defisit perdagangan yang terjadi terus-menerus.

Editorial Team