Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_8028.jpeg
Wamenlu RI Arrmanatha Nasir di Kelompok Kerja Isu Keamanan pada Konferensi Tingkat Tinggi Internasional terkait Palestina dan implementasi solusi dua negara di PBB, New York. (Dok. Kemlu RI)

Intinya sih...

  • Israel akan ambil kendali militer Gaza

  • Potensi Ekspansi Militer dan Skenario Bertahap

  • Kabinet keamanan Israel setuju Netanyahu kuasai Gaza

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Indonesia menegaskan penolakannya terhadap rencana Israel mengambil alih kendali militer di Jalur Gaza. Wakil Menteri Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir menyebut, langkah tersebut hanya akan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah di wilayah itu.

“Terkait rencana Israel untuk menguasai Gaza, Indonesia menolak keras rencana tersebut. Langkah ini akan semakin memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza,” ujar Arrmanatha di Jakarta, Sabtu (9/8/2025).

Ia menambahkan, rencana tersebut bertentangan dengan upaya komunitas internasional untuk menghentikan perang Gaza dan menghidupkan kembali proses perdamaian berdasarkan solusi dua negara (two-state solution).

1. Israel akan ambil kendali militer Gaza

Hudson Institute memberikan penghormatan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dari Israel dengan Penghargaan Herman Kahn 2016, Kamis 22 September 2016. (commons.wikimedia.org/Hudson Institute)

Penolakan Indonesia ini merespons pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang secara terbuka menyatakan niatnya mengambil alih kendali militer atas seluruh Jalur Gaza.

“Kami bermaksud demikian,” kata Netanyahu kepada Fox News saat ditanya apakah Israel akan mengambil alih wilayah pesisir itu.

Meski begitu, ia menegaskan Israel tidak berniat mempertahankan atau mengatur Gaza secara permanen. Netanyahu menyebut, tujuan Israel adalah membentuk perimeter keamanan, lalu menyerahkan wilayah itu kepada pasukan Arab di masa depan, meski tanpa menyebut negara mana yang akan terlibat atau bentuk tata kelolanya.

2. Potensi ekspansi militer dan skenario bertahap

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato di hadapan sidang gabungan Kongres AS pada Selasa, 3 Maret 2015 (commons.wikimedia.org/US Congress)

Pernyataan Netanyahu disampaikan menjelang rapat kabinet bersama para menteri senior untuk membahas kemungkinan memperluas kendali militer ke wilayah Gaza yang belum direbut.

Menurut dua sumber pemerintah Israel, salah satu skenario yang dipertimbangkan adalah pengambilalihan bertahap. Langkah ini akan melibatkan peringatan evakuasi kepada warga Palestina sebelum operasi militer berlanjut.

Keputusan akhir soal ekspansi tersebut masih memerlukan persetujuan penuh dari kabinet keamanan Israel.

3. Kabinet keamanan Israel setuju Netanyahu kuasai Gaza

Potret situasi di Gaza, dampak dari operasi militer Israel yang semakin intensif sejak pihaknya melancarkan serangan di wilayah kantong tersebut pada 7 Oktober 2023. (x.com/antonioguterres)

Sementara itu, Kabinet keamanan Israel pada Jumat (8/8) menyetujui rencana Netanyahu untuk mengambil alih Kota Gaza.

"(Militer Israel) akan bersiap untuk mengambil alih Kota Gaza sambil memberikan bantuan kemanusiaan kepada penduduk sipil di luar zona pertempuran," kata kantor Netanyahu, dikutip dari Al Jazeera.

Pendudukan Kota Gaza akan menandai eskalasi besar invasi Israel di wilayah Palestina. Hal itu kemungkinan akan mengakibatkan pengungsian paksa puluhan ribu penduduk Gaza yang kelelahan dan kelaparan.

Israel juga merinci lima poin rencana untuk mengalahkan Hamas dan mengakhiri perang. Rencana itu telah disetujui oleh suara mayoritas kabinet.

Rencana Israel mencakup lima tujuan, antara lain melucuti senjata Hamas, memulangan semua sandera, mendemiliterisasi Jalur Gaza, mengambil alih kendali keamanan atas wilayah kantong itu, dan membentuk pemerintahan sipil alternatif yang tidak dikuasai Hamas maupun otoritas Palestina.

Seorang pejabat Israel mengatakan, operasi yang direncanakan Netanyahu akan melibatkan pemindahan paksa semua warga sipil Palestina dari Kota Gaza ke kamp-kamp pusat dan wilayah lainnya. Itu akan diikuti oleh serangan darat dan pengepungan terhadap Hamas beberapa minggu setelahnya.

Netanyahu mengatakan, Israel tidak ingin memerintah di Gaza. Negara Zionis itu bermaksud menyerahkan wilayah kantong Palestina kepada koalisi pasukan Arab yang akan memerintahnya. Netanyahu menegaskan pengambilalihan penuh Gaza diperlukan untuk melenyapkan Hamas.

Editorial Team