Potret situasi di Gaza, dampak dari operasi militer Israel yang semakin intensif sejak pihaknya melancarkan serangan di wilayah kantong tersebut pada 7 Oktober 2023. (x.com/antonioguterres)
Sementara itu, Kabinet keamanan Israel pada Jumat (8/8) menyetujui rencana Netanyahu untuk mengambil alih Kota Gaza.
"(Militer Israel) akan bersiap untuk mengambil alih Kota Gaza sambil memberikan bantuan kemanusiaan kepada penduduk sipil di luar zona pertempuran," kata kantor Netanyahu, dikutip dari Al Jazeera.
Pendudukan Kota Gaza akan menandai eskalasi besar invasi Israel di wilayah Palestina. Hal itu kemungkinan akan mengakibatkan pengungsian paksa puluhan ribu penduduk Gaza yang kelelahan dan kelaparan.
Israel juga merinci lima poin rencana untuk mengalahkan Hamas dan mengakhiri perang. Rencana itu telah disetujui oleh suara mayoritas kabinet.
Rencana Israel mencakup lima tujuan, antara lain melucuti senjata Hamas, memulangan semua sandera, mendemiliterisasi Jalur Gaza, mengambil alih kendali keamanan atas wilayah kantong itu, dan membentuk pemerintahan sipil alternatif yang tidak dikuasai Hamas maupun otoritas Palestina.
Seorang pejabat Israel mengatakan, operasi yang direncanakan Netanyahu akan melibatkan pemindahan paksa semua warga sipil Palestina dari Kota Gaza ke kamp-kamp pusat dan wilayah lainnya. Itu akan diikuti oleh serangan darat dan pengepungan terhadap Hamas beberapa minggu setelahnya.
Netanyahu mengatakan, Israel tidak ingin memerintah di Gaza. Negara Zionis itu bermaksud menyerahkan wilayah kantong Palestina kepada koalisi pasukan Arab yang akan memerintahnya. Netanyahu menegaskan pengambilalihan penuh Gaza diperlukan untuk melenyapkan Hamas.