Tentara Relawan dari Suriah Bakal Jadi Sekadar Umpan Meriam bagi Rusia

Jakarta, IDN Times - Belasan ribu relawan yang berasal dari Timur Tengah, terutama Suriah siap bertempur mendukung Rusia di wilayah pemberontak Ukraina yaitu di Donbass. Dengan adanya bantuan tenaga yang dipasok Suriah, Rusia memang bisa menggandakan kekuatan.
Meski demikian, bantuan kekuatan tersebut dipertanyakan manfaatnya bagi Kremlin.
"Jika rezim Assad mulai mengirim pasukan ke Ukraina, mereka tidak lebih dari umpan meriam dalam pertempuran dan lingkungan yang benar-benar asing bagi mereka," kata Charles Lister, analis di Middle East Institute, dilansir BBC.
1. Sukarelawan yang ingin membantu Rusia karena kemauan sendiri
Lebih dari dua minggu Rusia telah melancarkan serangan ke Ukraina. Tapi serangan kilat pasukan Moskow sejauh ini dinilai gagal. Ukraina secara mengejutkan memiliki pertahanan pasukan yang kuat, yang menyulitkan invasi Rusia.
Kremlin terbukti telah kehilangan momentum dan kesempatan untuk meraih kemenangan cepat. Rusia dilaporkan terkejut dengan kekuatan Ukraina, menurut laporan intelijen Amerika Serikat (AS) kepada anggota parlemen. Korban dari pihak Rusia atau Ukraina terus berjatuhan ketika pertempuran terjadi di beberapa kota Ukraina saat ini.
Maka, dalam pertemuan Dewan Keamanan Rusia pada Jumat (11/3/2022), Presiden Vladimir Putin sepertinya telah memberi lampu hijau untuk menerima tentara sukarelawan untuk menggandakan serangan mereka.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan jumlah tentara relawan yang akan membantu mereka dari Suriah sekitar 16 ribu orang. Dilansir Reuters, Menhan Shoigu mengatakan bahwa para sukarelawan ingin membantu atas kemauan mereka sendiri, "untuk datang membantu orang-orang yang tinggal di Donbass."
Jika para sukarelawan ini membantu pasukan Rusia, maka Moskow dapat meminimalisasi korban dari pihaknya. Oleh karena itu, Putin mengatakan, "kita perlu memberi mereka apa yang mereka inginkan dan membantu mereka sampai ke zona konflik."