Rusia Rekrut Pejuang Suriah untuk Bantu 'Operasi Militer' di Ukraina

Jakarta, IDN Times - Rusia dikabarkan telah merekrut pejuang Suriah untuk bergabung dengan operasi militer mereka, demikian disampaikan pejabat Amerika Serikat kepada Wall Street Journal pada Minggu (6/3/2022) waktu setempat.
Para pejuang Suriah yang direkrut itu, diperkirakan akan dikirim ke Ukraina dan membantu militer Rusia untuk menguasai Ibu Kota Kiev. Rusia sendiri diketahui telah masuk ke wilayah Suriah sejak 2015, untuk membantu Presiden Bashar al-Assad menumpas segala bentuk serangan dari dalam negeri, khususnya melawan ISIS.
Sejak itu, hubungan antara Presiden Rusia Bashar al-Assad dan Presiden Rusia Vladimir Putin dekat. Berbagai kerja sama telah kedua negara lakukan dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di bidang keamanan.
1. Para pejuang asal Suriah dikabarkan sudah berada di Rusia
Para pejuang asal Suriah yang setuju untuk bergabung melancarkan operasi militer di Ukraina dikabarkan sudah tiba di wilayah Rusia, dilansir The Moscow Times. Walau begitu, belum diketahui seberapa banyak pejuang Suriah yang siap bergabung dengan pasukan militer Rusia.
The Hindustan Times melaporkan masing-masing pejuang asal Suriah itu akan diberi imbalan 200 hingga 300 dolar AS atau setara Rp2,8 juta hingga Rp3,4 juta, jika bergabung dalam operasi militer Rusia.
Di sisi lain, pasukan militer Rusia juga dibantu oleh pasukan militer dari wilayah otonomi Chechnya sejak awal Maret 2022 lalu. Wilayah otonomi Chechnya merupakan wilayah dengan persentase jumlah umat muslim yang tinggi di Rusia.
Pasukan Chechnya turut membantu pasukan Rusia untuk melakukan "operasi militer" di Ukraina dengan tujuan membunuh Volodymyr Zelenskyy. Namun, pasukan Ukraina berhasil melumpuhkan dua regu pasukan elite Chechnya dalam tujuh hari terakhir.
2. Menlu Negeri Ukraina klaim terdapat 20 ribu warga asing yang gabung militer Ukraina
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan terdapat sekitar 20 ribu warga asing yang masuk ke wilayahnya untuk bergabung pasukan militer Ukraina. Pemerintah Ukraina memang membuka ruang bagi warga asing untuk turut serta dalam melawan pasukan Rusia.
Para warga asing yang ingin bergabung pasukan militer Ukraina cukup menghubungi Kedutaan Ukraina di masing-masing negara. Mereka bisa menggunakan email, telepon, hingga bertemu langsung dengan petugas kedutaan untuk mendaftar, dilansir The Kyiv Independent.
Pemerintah Ukraina akan mempermudah visa bagi warga asing yang akan berjuang bersama Ukraina. Untuk memudahkan pendaftaran, Pemerintah Ukraina menyediakan website khusus bagi warga asing yang ingin berperang bersama Ukraina melalui laman https://fightforua.org/.
3. Suriah masuk dalam 4 negara yang menolak menyesali aksi Rusia dalam resolusi PBB
Terdapat 141 negara, termasuk Indonesia, yang mendukung resolusi PBB yang berisi kecaman terhadap serangan pasukan Rusia terhadap wilayah Ukraina. Dalam Majelis Umum PBB tersebut, hanya ada empat negara yang menolak resolusi dalam menyesalkan tindakan Rusia dan seruan bagi para pasukan Rusia untuk mundur dari wilayah Ukraina.
Hanya ada empat negara yang menolak resolusi tersebut, yaitu Belarus, Eritrea, Korea Utara dan Suriah. Negara Suriah memang memiliki hubungan diplomasi yang erat dengan Rusia. Bahkan, Suriah menjadi satu-satunya negara yang mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Luhanks dan Republik Rakyat Donetsk setelah Rusia menyatakan kedaulatan kedua wilayah tersebut.
Suriah bahkan bersedia menjalani kerja sama dengan kedua wilayah tersebut.