Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_7876.jpeg
Menlu Kamboja Prak Sokhoon lakukan briefing dengan diplomat asing di negaranya. (Dok. Kementerian Luar Negeri Kamboja)

Intinya sih...

  • Kronologi konflik dan komitmen KambojaMenlu Prak Sokhonn menjelaskan awal mula konflik dan komitmen Kamboja untuk penyelesaian damai.

  • Kamboja kirim surat resmi ke PBB dan ketua ASEANPerdana Menteri Kamboja Hun Manet mengirim surat ke PBB dan Ketua ASEAN untuk membahas situasi konflik perbatasan.

Jakarta, IDN Times – Situasi keamanan di perbatasan Kamboja dan Thailand makin mengkhawatirkan. Menyikapi eskalasi yang terus meningkat, Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Kamboja, Prak Sokhonn, menggelar briefing kepada para diplomat asing di Phnom Penh.

Dalam pertemuan tersebut, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kamboja, Santo Darmosumarto, beserta Atase Pertahanan KBRI Phnom Penh turut hadir untuk memantau langsung informasi terbaru dari otoritas Kamboja.

1. Kronologi konflik dan komitmen Kamboja

bendera Kamboja (pixabay.com/jorono)

Menlu Prak Sokhonn, menjelaskan secara rinci awal mula konflik yang dipicu oleh bentrok senjata di perbatasan pada 28 Mei 2025. Bentrokan tersebut menyebabkan tewasnya seorang prajurit Kamboja dan memicu ketegangan yang terus meningkat hingga kini.

Ia menegaskan, Pemerintah Kamboja berkomitmen untuk menyelesaikan konflik dengan cara damai dan berdasarkan prinsip hukum internasional. Dikutip dari siaran pers KBRI Phnom Penh, Prak Sokhonn mengatakan, langkah-langkah diplomatik telah diambil untuk meredam situasi.

2. Kamboja kirim surat resmi ke PBB dan ketua ASEAN

Dewan Keamanan PBB. (IDN Times/Sonya Michaella)

Sebagai bagian dari upaya internasional, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet telah melayangkan surat kepada Presiden Dewan Keamanan PBB. Surat tersebut berisi permintaan agar situasi konflik perbatasan dibahas dalam forum Dewan Keamanan dengan tujuan utama mendorong tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Kamboja dan Thailand.

Selain itu, surat serupa juga dikirimkan kepada Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN. Dalam briefing tersebut, Menlu Prak Sokhonn menyampaikan apresiasi kepada PM Anwar atas upayanya melakukan komunikasi langsung dengan para pemimpin kedua negara.

3. Belum ada pernyataan bersama dari ASEAN

Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Sementara itu, belum ada pernyataan bersama resmi dari ASEAN. Sejauh ini, hanya diwakili PM Anwar sebagai Ketua ASEAN.

Anwar mengatakan, sebagai Ketua ASEAN tahun ini, ia mengimbau agar kedua pemimpin menerapkan gencatan senjata.

“Guna mencegah eskalasi konflik lebih lanjut dan membuka jalan bagi dialog damai dan penyelesaian diplomatik,” kata Anwar.

Anwar mengatakan, baik Kamboja maupun Thailand memberikan sinyal positif untuk mempertimbangkan masalah ini.

“Saya menyambut baik sinyal positif dan kesediaan yang ditunjukkan oleh Bangkok dan Phnom Penh dalam mempertimbangkan masalah ini,” serunya.

Malaysia, kata Anwar, siap membantu dan memfasilitasi proses ini dengan semangat persatuan dan tanggung jawab bersama ASEAN.

“Saya sangat yakin bahwa kekuatan ASEAN terletak pada solidaritasnya, dan perdamaian harus selalu menjadi pilihan kolektif dan tak tergoyahkan kita,” ucap dia.

Editorial Team