ilsutrasi bendera Kamboja. (unsplash.com/Daniel Bernard)
Konflik yang kembali pecah sejak 7 Desember ini telah memakan korban jiwa dari kedua belah pihak. Dilansir Anadolu Agency, bentrokan terbaru menewaskan setidaknya 52 orang, termasuk tentara dan warga sipil, serta memaksa sekitar 800 ribu penduduk mengungsi dari rumah mereka.
Di sisi lain, Kamboja menuduh Thailand menggunakan kekuatan militer yang tidak proporsional. Kamboja mengklaim Thailand mengerahkan jet tempur F-16 dan melakukan serangan udara hingga 90 kilometer ke dalam wilayahnya.
Serangan tersebut dilaporkan merusak infrastruktur vital dan situs budaya bersejarah, termasuk area di sekitar Kuil Preah Vihear yang merupakan situs warisan UNESCO. Phnom Penh juga mendesak komunitas internasional untuk mengecam penggunaan munisi tandan oleh Thailand di area sipil.
Selain isu militer, masalah kemanusiaan juga mencuat dengan adanya ribuan warga negara Thailand yang terjebak di wilayah konflik. Pihak berwenang Thailand saat ini sedang berupaya memulangkan sekitar 6 ribu warganya yang tertahan di kota Poipet setelah Kamboja menutup perbatasan.