Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bencana topan Rai yang melanda Filipina menyebabkan 208 orang dilaporkan tewas pada Senin, 20 Desember 2021, waktu setempat. (Twitter.com/morexetteCDN)

Jakarta, IDN Times – Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Judha Nugraha mengatakan, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban jiwa maupun luka di wilayah terdampak Topan Rai di Filipina.

“Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya korban jiwa maupun luka dari WNI yang tinggal di wilayah terdampak Topan Rai,” ujar Judha dalam keterangannya, dikutip dari ANTARA, Rabu (22/12/2021).

1. Listrik padam akibat Topan Rai

Ilustrasi angin kencang. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Menurut Judha, dampak Topan Rai yang dihadapi WNI adalah akses listrik yang masih belum aktif kembali di beberapa titik.

Ia juga mengatakan, KBRI Manila dan KJRI Davao telah menjalin komunikasi intensif dengan otoritas Filipina dan simpul-simpul komunitas masyarakat Indonesia di Filipina untuk memonitor dampak Topan Rai.

“Dalam data lapor diri KBRI Manila, tercatat 33 WNI menetap di wilayah Cebu,” katanya.

2. Dampak Topan Rai

ANTARA FOTO/REUTERS/Bobby Yip

Sebelumnya, Badan Tanggap Bencana Filipina mengatakan, Topan Rai telah berdampak kepada hampir 1 juta orang dan memaksa 442.424 penduduk mengungsi.

Perkiraan awal kerugian di sektor pertanian disebut mencapai 118,28 juta peso atau setara Rp33,8 miliar. Sementara pada sektor infrastruktur, kerugian diperkirakan mencapai Rp64,4 miliar.

3. Topan Rai melanda Filipina selama tiga hari

Rumah-rumah rusak diamuk oleh topan Goni di Filipina, Minggu (1/11) (twitter.com/Nat)

Topan Rai pertama kali menghantam Pulau Siargao di lepas pantai timur Pulau Mindanao di Filipina selatan, pada Kamis (16/12/2021) sore waktu setempat.

Topan Rai melanda Filipina selama tiga hari, mengakibatkan banjir dan tanah longsor serta meninggalkan jejak kehancuran di wilayah Filipina tengah dan selatan, termasuk beberapa wilayah di pulau utama Luzon.

“Kami masih menilai kerusakannya, tetapi sangat besar. Topan tersebut meratakan seluruh rumah, tidak ada listrik, air, dan makanan,” kata Menteri Pertahanan dan Ketua NDRRMC Delfin Lorenzana.

Editorial Team