BBC TV Centre (Panhard, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Kisruh ini muncul di tengah masa krusial bagi BBC. Pemerintah saat ini tengah meninjau ulang Royal Charter BBC, dokumen yang mengatur dasar hukum dan pendanaan lembaga tersebut, sebelum masa berlakunya berakhir pada 2027. Skandal dokumenter ini bisa mempercepat perubahan besar pada struktur dan arah BBC di masa depan.
Di sisi lain, beberapa jurnalis senior mengingatkan pentingnya menjaga perspektif. Mereka menilai, meski BBC melakukan kesalahan serius, lembaga ini masih menjadi pilar penting dalam jurnalisme publik global.
Mantan pemimpin Partai Konservatif sekaligus mantan Perdana Menteri Inggris, Liz Truss, menulis pada Minggu (10/11) bahwa ia senang “Presiden AS dan dunia kini melihat BBC apa adanya.” Ia menilai kegagalan BBC dalam memberitakan isu-isu seperti ideologi transgender, ekonomi, hingga konflik Gaza telah merusak kepercayaan publik terhadap politik dan pemerintahan di Inggris. Menurutnya, “ini seharusnya menjadi akhir dari penyiaran nasional.”
Aktivis konservatif di Inggris memang sejak lama menentang biaya lisensi tahunan yang dibayar warga untuk menikmati layanan BBC.
Kasus ini bukan sekadar soal kesalahan edit video, tapi juga menyangkut kepercayaan publik terhadap media dan hubungan antara politik, kekuasaan, serta kebebasan pers. Apakah skandal ini akan menandai titik balik bagi BBC atau justru membuka jalan bagi reformasi baru?