Trump Bertemu Zelenskyy, Janji Akhiri Perang Ukraina jika Terpilih

28 Sep 2024, 16:39 WIB

Leo Manik

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dan Mantan Presiden AS, Donald Trump. (twitter.com/@ZelenskyyUa)

Intinya sih...

Mantan Presiden AS, Donald Trump, bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Trump Tower, New York
Trump mengklaim bisa menyelesaikan perang Ukraina-Rusia dengan cepat jika terpilih kembali sebagai presiden AS
Zelenskyy mempresentasikan "Rencana Kemenangan" Ukraina kepada Trump dan mengundangnya untuk mengunjungi Ukraina

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Trump Tower, New York pada Jumat (27/9/2024). Pertemuan yang berlangsung kurang dari satu jam ini dianggap produktif oleh kedua belah pihak.

Trump mengklaim bisa menyelesaikan perang Ukraina-Rusia dengan cepat jika terpilih kembali sebagai presiden AS.

"Kami berdua ingin melihat ini berakhir, dan kami berdua ingin melihat kesepakatan yang adil dibuat," ujar Trump mengacu pada perang Rusia-Ukraina, dilansir dari BBC.

Sementara itu, Zelenskyy mengatakan ia dan Trump memiliki pandangan yang sama bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak boleh menang dalam konflik ini. Pertemuan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Zelenskyy dan Partai Republik AS. Ukraina juga khawatir akan kemungkinan berkurangnya dukungan Amerika jika Trump memenangkan pemilihan presiden November mendatang.

1. Trump dan Zelenskyy bahas "Rencana Kemenangan" Ukraina

Dalam pertemuan tersebut, Zelenskyy mempresentasikan "Rencana Kemenangan" Ukraina kepada Trump. Meskipun detail rencana tidak diungkapkan, Zelenskyy menekankan pentingnya menekan Putin untuk menghentikan perang.

"Putin membunuh begitu banyak orang dan tentu saja kita perlu melakukan segalanya untuk menekannya agar menghentikan perang ini. Dia berada di wilayah kami," tegas Zelenskyy.

Trump, di sisi lain, mengklaim memiliki hubungan baik dengan kedua pemimpin.

"Saya juga memiliki hubungan yang sangat baik dengan Presiden Putin, dan saya pikir jika kami menang pemilihan, kami akan menyelesaikannya dengan sangat cepat," ujarnya, dilansir dari The Guardian.

Dalam pertemuan tersebut, Zelenskyy juga mengundang Trump untuk mengunjungi Ukraina, dan Trump menyatakan persetujuannya.

"Saya akan berkunjung," jawab Trump singkat.

2. Ketegangan politik di balik pertemuan Trump-Zelenskyy

Pertemuan ini tidak lepas dari ketegangan politik yang melatarbelakanginya. Trump telah berulang kali mengkritik dukungan AS untuk Ukraina dan menyebut Zelenskyy sebagai "salesman terhebat di Bumi" karena terus berhasil memperoleh bantuan militer.

Sebelumnya, Zelenskyy juga mengkritik Trump dalam sebuah wawancara dengan The New Yorker. Ia mengatakan bahwa Trump tidak benar-benar tahu cara menghentikan perang.

Selama pertemuan, Trump mengungkit kembali pemakzulannya yang terkait dengan Ukraina pada 2019. Ia memuji Zelenskyy karena tidak bersikap sok saat itu.

"Dia mengatakan, 'Presiden Trump tidak melakukan kesalahan apa pun.' Dia mengatakannya dengan lantang dan jelas," ujar Trump, dikutip dari Associated Press.

Ketegangan juga muncul ketika beberapa anggota Partai Republik marah atas kunjungan Zelenskyy ke pabrik senjata di Pennsylvania, yang mereka anggap sebagai acara kampanye partisan. Ketua DPR AS, Mike Johnson bahkan menyebut kunjungan tersebut sebagai campur tangan pemilu.

3. Biden umumkan bantuan sebesar Rp7,9 triliun untuk Ukraina

Pertemuan dengan Trump terjadi setelah Zelenskyy bertemu dengan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris di Gedung Putih. Dalam pertemuan tersebut, Biden mengumumkan paket bantuan militer senilai 7,9 miliar dolar AS (Rp119 triliun) untuk Ukraina.

Sementara itu, situasi di Ukraina tetap genting. Dilansir dari BBC, serangan drone Rusia terjadi di kota pelabuhan Izmail, Ukraina, menewaskan tiga orang dan melukai 14 lainnya saat Zelenskyy berada di AS.

Lebih mengkhawatirkan lagi, Kementerian Pertahanan Rumania melaporkan kemungkinan salah satu drone Rusia melintasi perbatasan negara anggota NATO tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.