Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi (Unsplash.com/Jonathan Tomas)
ilustrasi (Unsplash.com/Jonathan Tomas)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menandatangani perintah eksekutif yang melarang transgender berlaga di olahraga perempuan. Perintah itu ditandatangani pada Rabu (5/2/2025), perintah yang menargetkan transgender keempat sejak menjabat pada 20 Januari 2025.

"Kaum kiri radikal telah melancarkan kampanye habis-habisan untuk menghapus konsep seks biologis dan menggantinya dengan ideologi transgender militan," katanya, dikutip dari NBC News.

Perintah itu berjudul No Men in Women’s Sports Executive Order. Trump mengatakan bahwa dengan perintah eksekutif tersebut, perang terhadap olahraga perempuan telah berakhir.

1. Dua cara Trump melarang transgender berlaga di olahraga perempuan

Trump memberi penjelasan dan banyak contoh yang dia gambarkan sebagai lelaki yang mengaku sebagai perempuan. Mereka telah mencuri kemenangan dari olahraga tersebut.

Ada dua cara yang akan diterapkan untuk mengembalikan olahraga perempuan seperti semula. Pertama, pemerintah akan mencabut panduan perintah Presiden Joe Biden. Sebelumnya di pemerintahan Biden, sekolah harus mengizinkan siswa transgender mengakses olahraga sesuai dengan jenis identitas gendernya.

Trump mengembalikannya lagi, melarang siswa yang ditetapkan sebagai laki-laki saat lahir untuk berpartisipasi dalam olahraga perempuan serta melarang menggunakan toilet perempuan.

Kedua, AS akan bekerja sama dengan badan pengelola olahraga, termasuk Komite Olimpiade Internasional, untuk memastikan pedoman tersebut diikuti di lingkungan non-pendidikan.

"Jika Anda datang ke negara ini dan mengaku sebagai perempuan, tetapi ternyata Anda laki-laki yang datang ke sini untuk bersaing dengan perempuan, kami akan mengkajinya untuk mengetahui apakah itu penipuan," kata salah satu pejabat.

2. Pelestarian olahraga untuk perempuan

ilustrasi (Unsplash.com/Chris Leipelt)

Pejabat Gedung Putih menjelaskan bahwa perintah Trump adalah demi keadilan. Jika olahraga untuk perempuan digelar, maka itu merupakan kesempatan untuk perempuan dan kesempatan itu harus sama-sama aman serta sama-sama adil.

"Dan itu berarti Anda akan melestarikan olahraga untuk perempuan," katanya, dikutip CNN.

Di lingkungan pendidikan akan didorong penyelidikan terhadap sekolah-sekolah yang dianggap tidak mematuhi peraturan baru tersebut.

Pada level non-pendidikan, sekretaris Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan bahwa peraturan itu tidak memiliki kewenangan hukum atas Komite Olimpiade Internasional atau Asosiasi Atletik Perguruan Tinggi Nasional.

Tapi Leavitt mengatakan, tindakan eksekutif terbaru memulai kampanye tekanan publik yang sangat besar terhadap organisasi-organisasi tersebut.

"Dia (Trump) mengharapkan organisasi-organisasi ini mematuhi perintah eksekutif federal ini," katanya.

3. Tanggapan terhadap keputusan Trump

Perintah eksekutif terbaru Trump mengamanatkan penegakan segera. Jaksa Agung negara bagian diarahkan untuk mengidentifikasi praktik terbaik untuk penegakan hukum tersebut.

Dilansir The Guardian, jika sekolah-sekolah melanggar, mereka terancam tidak akan mendapatkan pendanaan federal.

Namun, perintah Trump disebut hanya akan mempengaruhi sejumlah kecil atlet. Pada Desember, Presiden National Collegiate Athletics Association mengatakan bahwa kurang dari 10 atlet transgender di antara 520 ribu atlet yang berkompetisi di 1.100 sekolah anggota.

Keputusan Trump itu telah menimbulkan tanggapan dan kritik dari para aktivis pembela kelompok transgender. Olivia Hunt dari Advocates for Trans Equality mengatakan bahwa selama dua minggu terakhir, komunitas trans di seluruh AS melihat serangan tanpa henti dari pemerintah Trump.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorPri Saja