Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ikuti Trump, Presiden Argentina Ingin Keluar dari WHO

Bendera Argentina (pexels.com/Ander Garcia)
Bendera Argentina (pexels.com/Ander Garcia)

Jakarta, IDN Times - Presiden Argentina, Javier Milei, mengumumkan bahwa negaranya akan keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Keputusan ini disampaikan pada Rabu (5/2/2025) dan mengikuti langkah serupa yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Januari 2025.

Dilansir Al Jazeera, Milei menyalahkan WHO atas kebijakan pandemik COVID-19 yang menurutnya memperburuk kondisi Argentina. Ia menyoroti aturan jaga jarak dan pembatasan sosial sebagai bagian dari eksperimen sosial terbesar dalam sejarah.

Keputusan ini menambah daftar kebijakan kontroversial Milei sejak menjabat pada 2023. Ia dikenal sering menentang intervensi lembaga internasional dalam urusan domestik negaranya.

1. Milei sebut kebijakan WHO memperburuk ekonomi

Milei menyatakan bahwa kebijakan WHO selama pandemik berdampak buruk pada ekonomi Argentina. Dalam pernyataan resminya, pemerintah menuding organisasi itu bertanggung jawab atas krisis yang diakibatkan oleh kebijakan karantina ketat.

“Karantina menyebabkan salah satu bencana ekonomi terbesar dalam sejarah dunia,” demikian pernyataan resmi pemerintah.

Selain itu, pemerintah juga mengklaim bahwa kebijakan WHO bertentangan dengan Statuta Roma 1998, yang mengatur yurisdiksi Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas kejahatan terhadap kemanusiaan.

Argentina selama ini menyumbang sekitar 8,25 juta dolar AS (sekitar Rp134,3 miliar) kepada WHO setiap tahunnya. Dengan keputusan keluar dari organisasi, dana tersebut rencananya akan dialihkan untuk kepentingan dalam negeri. Namun, sejumlah pihak memperingatkan bahwa langkah ini bisa berdampak pada akses Argentina terhadap bantuan medis global.

2. Keputusan Milei berpotensi terkendala aturan hukum

Langkah ini mendapat kritik dari pakar hukum dan oposisi politik. Profesor Juan Gabriel Tokatlian dari Universidad Torcuato Di Tella menegaskan bahwa keputusan tersebut tidak bisa dilakukan secara sepihak oleh presiden.

“Di Argentina, hubungan dengan WHO diatur dalam undang-undang, sehingga untuk keluar, diperlukan persetujuan parlemen,” ujar Tokatlian.

Artinya, keputusan ini harus melalui proses legislasi sebelum dapat diberlakukan.

Di sisi lain, juru bicara Milei, Manuel Adorni, menyatakan bahwa keluarnya Argentina dari WHO tidak akan berdampak pada sektor kesehatan nasional. Namun, organisasi kesehatan seperti Soberanía Sanitaria memperingatkan bahwa keputusan ini dapat menyulitkan Argentina dalam mendapatkan bantuan dan teknologi medis.

3. Milei semakin dekat dengan Trump

Keputusan ini dinilai semakin mempererat hubungan antara Milei dan Trump. Milei, yang kerap memuji kepemimpinan Trump, sebelumnya juga mengumumkan rencana keluar dari Perjanjian Paris serta membangun pagar di perbatasan dengan Bolivia untuk membatasi imigrasi.

Anggota parlemen oposisi, Gabriel Solano, mengkritik kebijakan ini dan menyebut Milei terlalu mengikuti kebijakan Trump.

“Dengan keluarnya Argentina dari WHO, Milei menjadi boneka Trump sepenuhnya,” tulis Solano di media sosial, dilansir The Guardian.

Profesor Alejandro Frenkel dari Universidad Nacional de San Martín mengingatkan bahwa kebijakan AS tidak selalu cocok untuk Argentina.

“AS memiliki sumber daya yang memungkinkan mereka mandiri dalam beberapa aspek, sesuatu yang tidak dimiliki oleh negara seperti Argentina,” ujarnya.

Hubungan dekat Milei dan Trump sudah terlihat sejak sebelum pengumuman ini. Pada November 2024, Milei mengunjungi Florida dan menjadi pemimpin asing pertama yang bertemu Trump setelah pemilu AS. Ia juga menghadiri pelantikan Trump pada Januari 2025, bersama Presiden El Salvador Nayib Bukele dan Presiden Ekuador Daniel Noboa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bagus Samudro
EditorBagus Samudro
Follow Us