Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pendiri Apple Daily Jimmy Lai
pendiri Apple Daily Jimmy Lai (美国之音莉雅, Public domain, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Trump meminta China bebaskan taipan media pro-demokrasi Hong Kong, Jimmy Lai

  • AS dan Inggris desak China segera bebaskan Lai atas dasar kemanusiaan

  • Jimmy Lai dituduh berkonspirasi dengan pihak asing dan kondisinya terus memburuk di penjara

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Senin (15/12/2025), mengaku telah meminta Presiden China, Xi Jinping, untuk membebaskan taipan media pro-demokrasi Hong Kong, Jimmy Lai. Sebelumnya, pendiri tabloid Apple Daily tersebut telah divonis bersalah oleh pengadilan Hong Kong atas tuduhan pelanggaran keamanan nasional.

Trump mengungkapkan rasa prihatin atas nasib Lai yang kini berusia 78 tahun dan menghadapi ancaman hukuman penjara seumur hidup. Ia menyampaikan permohonan tersebut kepada Xi Jinping dengan alasan kemanusiaan.

1. Trump sebut Jimmy Lai telah tua dan sakit-sakitan

Presiden AS, Donald Trump. ( The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Trump sendiri tidak merinci kapan tepatnya pembicaraan tersebut terjadi. Namun, ia diyakini telah mengangkat isu ini saat bertemu dengan Xi Jinping pada Oktober lalu di Korea Selatan.

"Saya merasa sangat sedih. Saya berbicara dengan Presiden Xi mengenai hal itu, dan saya meminta untuk mempertimbangkan pembebasannya. Dia (Lai) adalah seorang pria tua, dan dia sedang tidak sehat. Jadi saya mengajukan permintaan itu, kita lihat apa yang akan terjadi," ujar Trump, dilansir The Straits Times.

Sebelum kembali ke Gedung Putih, Trump telah menyatakan niatnya untuk membebaskan Lai. Jimmy Lai dikenal sebagai seorang penganut Katolik yang taat dan kasusnya telah menarik perhatian koalisi pendukung kebebasan pers dan aktivis Kristen AS yang menjadi basis pendukung Trump.

2. AS dan Inggris desak China segera bebaskan Lai

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, telah mengecam vonis yang dijatuhkan kepada Lai. Rubio menilai China sedang berupaya membungkam pihak-pihak yang memperjuangkan kebebasan berpendapat.

Rubio mengingatkan bahwa China telah berjanji untuk mempertahankan sistem terpisah di Hong Kong saat menerima kembali wilayah tersebut dari Inggris pada 1997. Ia mendesak pihak berwenang untuk segera mengakhiri penderitaan Lai dan membebaskannya atas dasar kemanusiaan.

"Laporan menunjukkan bahwa kesehatan Lai telah semakin parah selama lebih dari 1.800 hari di penjara. Kami mendesak pihak berwenang untuk mengakhiri cobaan ini sesegera mungkin," ujar Rubio, dilansir The Guardian.

Menteri Luar Negeri Inggris, Yvette Cooper, turut angkat suara dengan menuduh penuntutan tersebut bermotif politik. Cooper mendesak pembebasan Lai yang juga memegang kewarganegaraan Inggris.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China telah menolak segala kritik terkait persidangan Lai. Beijing menyebut kritik tersebut sebagai pencemaran nama baik terhadap sistem peradilan di Hong Kong, dilansir BBC.

3. Jimmy Lai dituduh berkonspirasi dengan pihak asing

Pengadilan Tinggi Hong Kong pada Senin menyatakan Jimmy Lai bersalah atas tiga tuduhan dalam persidangan keamanan nasional. Ia dituduh berkonspirasi dengan pihak asing dan menerbitkan materi hasutan melalui Apple Daily.

Kondisi Lai dilaporkan terus memburuk setelah ditahan sejak akhir 2020, terlebih ia memiliki riwayat penyakit diabetes. Putra Lai, Sebastien, telah memperingatkan bahwa ayahnya bisa meninggal di penjara. Sementara itu, putrinya, Claire, berjanji ayahnya akan meninggalkan aktivisme politik jika dibebaskan.

"Dia (Lai) hanya ingin berkumpul kembali dengan keluarganya. Dia ingin mengabdikan hidupnya untuk melayani Tuhan kami, dan dia ingin mendedikasikan sisa hari-harinya untuk keluarganya. Padahal, ayah saya tidak melakukan sesuatu yang ilegal," tutur Claire, dilansir Al Jazeera.

Kasus ini dianggap sebagai simbol merosotnya kebebasan pers di Hong Kong pasca pemberlakuan UU Keamanan Nasional. Peringkat kebebasan pers kota tersebut anjlok ke posisi 140 dari 180 negara, seiring dengan penutupan paksa Apple Daily.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team