Harga Bahan Baterai Lithium di China Naik, Industri Kendaraan Tertekan!

- Kenaikan harga bahan baku di hulu
- Harga material kunci melonjak tajam
- Dampak ke industri otomotif dan pasokan baterai
Kenaikan harga bahan baterai lithium kembali menjadi sorotan global. Lonjakan biaya ini datang di tengah meningkatnya kebutuhan baterai seiring percepatan transisi energi dan pertumbuhan kendaraan listrik di berbagai negara.
China sebagai pusat rantai pasok baterai dunia pun terdampak langsung. Sejumlah pemasok utama mengumumkan penyesuaian harga yang berpotensi memengaruhi industri baterai hingga produsen kendaraan listrik dalam beberapa waktu ke depan.
1. Lonjakan biaya bahan baku di hulu

Beberapa pemasok bahan baterai lithium di China menyampaikan kenaikan harga akibat melonjaknya biaya bahan baku di sektor hulu. Hunan Yuneng New Energy, salah satu pemasok utama material katoda baterai lithium-ion yang melayani produsen besar seperti CATL dan BYD, mengumumkan kenaikan biaya pemrosesan produk lithium besi fosfat sebesar 3.000 yuan per ton mulai 1 Januari 2026.
Kebijakan ini disebut sebagai respons atas tekanan biaya produksi yang terus meningkat. Perusahaan juga menegaskan bahwa harga dapat kembali dinegosiasikan apabila terjadi fluktuasi signifikan di pasar atau perubahan harga bahan baku utama. Langkah serupa juga diambil Dejia Energy, produsen baterai lithium lainnya, yang menaikkan harga jual produk baterainya hingga 15 persen mulai pertengahan Desember 2025.
2. Harga material kunci melonjak tajam

Kenaikan harga tidak terjadi secara merata, melainkan terkonsentrasi pada material kunci baterai lithium. Salah satu yang paling mencolok adalah litium heksafluorofosfat, bahan penting dalam elektrolit baterai ion lithium. Dalam waktu dua bulan, harganya melonjak lebih dari 100 persen, dari sekitar 55.000 yuan menjadi 120.000 yuan per ton.
Material lain seperti litium kobalt oksida juga mengalami kenaikan drastis. Harga katoda ini dilaporkan meningkat lebih dari 150 persen sepanjang 2025. Sementara itu, litium karbonat kelas baterai telah menembus angka 94.000 yuan per ton dengan kenaikan bulanan yang tergolong agresif. Kondisi ini membuat biaya produksi baterai lithium besi fosfat ikut terdorong naik, karena setiap kenaikan harga bahan baku berdampak langsung pada struktur biaya katoda.
3. Dampak ke industri otomotif dan pasokan baterai

Lonjakan harga bahan baterai memberi tekanan berlapis bagi industri kendaraan listrik. Baterai lithium besi fosfat saat ini mencakup lebih dari 80 persen kapasitas terpasang di pasar baterai daya China, sehingga perubahan harga materialnya sangat berpengaruh. Produsen kendaraan pun dihadapkan pada dilema antara menyerap kenaikan biaya atau meneruskannya ke harga jual kendaraan.
Untuk mengantisipasi risiko gangguan produksi, sejumlah pabrikan mobil dikabarkan mulai mengamankan pasokan baterai dengan menjalin kontrak lebih awal dengan produsen baterai terkemuka. Langkah ini dilakukan guna memastikan kelangsungan produksi kendaraan listrik tetap berjalan sesuai jadwal meski tekanan biaya meningkat.
Dalam jangka menengah, kondisi ini berpotensi mendorong efisiensi teknologi dan diversifikasi sumber bahan baku. Namun dalam waktu dekat, kenaikan harga bahan baterai lithium menjadi tantangan nyata bagi ekosistem kendaraan listrik global, termasuk upaya menjaga harga kendaraan tetap kompetitif di tengah permintaan yang terus tumbuh.


















