Trump Tolak Rencana Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan telah menolak rencana Israel menyerang fasilitas nuklir Iran. Trump memilih jalur diplomasi untuk membatasi program nuklir Iran setelah perdebatan panjang di lingkaran kabinetnya.
Menurut laporan NYT, Israel sudah menyiapkan rencana serangan yang membutuhkan bantuan AS. Serangan bertujuan menghambat kemampuan Iran mengembangkan senjata nuklir setidaknya selama satu tahun.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi Gedung Putih pada 7 April untuk membahas rencana tersebut. Namun, Trump justru mengumumkan dimulainya negosiasi dengan Iran serta memberi tenggat waktu beberapa bulan untuk negosiasi program nuklirnya.
1. Israel berencana membombardir Iran selama seminggu
Melansir Ynet, Israel sangat bergantung pada dukungan militer AS untuk mewujudkan rencananya tersebut. Bantuan AS dibutuhkan untuk melindungi Israel dari serangan balasan Iran dan memastikan serangan ke fasilitas nuklir berjalan sukses.
Awalnya, Israel merencanakan serangan gabungan dari udara dan operasi ke fasilitas nuklir bawah tanah Iran. Namun, pejabat militer Israel memberitahu AS bahwa operasi tersebut baru siap Oktober mendatang, sementara Netanyahu ingin aksi lebih cepat.
Israel kemudian mengubah rencana menjadi pengeboman besar-besaran yang tetap membutuhkan bantuan AS. Serangan ini seharusnya dimulai awal Mei dan berlangsung lebih dari seminggu, diawali dengan penghancuran sistem pertahanan udara Iran.
AS sudah memindahkan berbagai aset militer ke Timur Tengah, termasuk kapal induk Carl Vinson di Laut Arab, dua rudal Patriot, sistem pertahanan THAAD, dan enam bomber B-2 ke pulau Diego Garcia. Pejabat AS mengakui persenjataan tersebut disiapkan untuk menyerang Houthi di Yaman, sekaligus sebagai persiapan mendukung Israel jika konflik dengan Iran terjadi.