seorang pria membawa bendera Palestina (pixabay.com/hosnysalah)
Sebagian besar penduduk Gaza juga telah mengungsi beberapa kali, hampir 70 persen bangunan diperkirakan rusak atau hancur. Begitu pula dengan sistem perawatan kesehatan, air, sanitasi, dan kebersihan telah runtuh, dan terjadi kekurangan makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan tempat berlindung.
Trump berjanji untuk membangun komunitas yang indah bagi warga Palestina di Gaza.
“Bisa jadi lima, enam, bisa jadi dua. Namun, kami akan membangun komunitas yang aman, agak jauh dari tempat mereka berada, tempat semua bahaya ini berada. Sementara itu, saya akan memiliki ini," katanya.
Dia kemudian menjelaskan warga Palestina tidak akan memiliki hak untuk kembali ke Gaza karena kehidupan mereka akan jauh lebih baik di tempat lain. Pernyataannya bertentangan dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt, yang mengatakan kepada wartawan minggu lalu bahwa relokasi tersebut akan bersifat sementara selama rekonstruksi.
"Jika mereka harus kembali sekarang, akan butuh waktu bertahun-tahun sebelum Anda bisa - tempat itu tidak layak huni," kata Trump.
Trump mengatakan, ia ingin memulai pembangunan dan membuat kesepakatan dengan Yordania. “Saya pikir saya bisa membuat kesepakatan dengan Mesir. Anda tahu, kami memberi mereka miliaran dan miliaran dolar setahun,” sambung Trump.
Para pemimpin Mesir dan Yordania telah menolak rencana Trump dan permintaannya sebelumnya untuk menerima pengungsi dari Gaza.
Namun, Raja Yordania Abdullah akan bertemu Trump di Washington pada Selasa (11/2/2025). Sementara presiden Israel mengatakan, Trump juga akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dalam beberapa hari mendatang.