Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Ukraina (unsplash.com/Foxie EdianiaK)
Bendera Ukraina (unsplash.com/Foxie EdianiaK)

Intinya sih...

  • Intelijen militer Belanda dan Jerman melaporkan bukti kuat penggunaan senjata kimia oleh Rusia di Ukraina.

  • Inggris menjatuhkan sanksi kepada dua individu dan satu entitas asal Rusia yang diduga terlibat.

  • Ukraina menuntut pembentukan mekanisme independen di bawah OPCW untuk mengumpulkan bukti dan mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab.

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Ukraina secara resmi meminta Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) di Den Haag untuk menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia terlarang oleh Rusia terhadap pasukan Ukraina. Permintaan tersebut diajukan Kiev setelah muncul laporan intelijen dari Belanda dan Jerman tentang penggunaan amunisi beracun di garis depan konflik.

Permohonan Ukraina disampaikan pada Selasa (8/7/2025), bersamaan dengan dimulainya sidang tertutup Dewan Eksekutif OPCW yang diikuti 41 negara anggota. Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari OPCW terkait permintaan investigasi tersebut.

1. Bukti dan laporan penggunaan senjata kimia

Intelijen militer Belanda dan Jerman melaporkan adanya bukti kuat penggunaan senjata kimia oleh Rusia di Ukraina, pada Jum'at (4/7/2025). Laporan tersebut menyebutkan setidaknya tiga tentara Ukraina tewas dan lebih dari 2.500 lainnya mengalami gejala paparan zat kimia.

Inggris menjatuhkan sanksi kepada dua individu dan satu entitas asal Rusia yang diduga terlibat dalam penggunaan senjata kimia di Ukraina, pada Senin (7/7/2025).

Langkah ini diambil sebagai upaya menekan Moskow untuk bertanggung jawab atas dugaan pelanggaran konvensi senjata kimia, dikutip Al Arabiya English.

2. Permintaan investigasi independen ke OPCW

Ukraina menuntut pembentukan mekanisme independen di bawah OPCW untuk mengumpulkan bukti dan mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab atas dugaan penggunaan senjata kimia. Permintaan ini menegaskan perlunya investigasi yang adil dan transparan.

Kepala OPCW, Fernando Arias, menyatakan bahwa organisasi akan meningkatkan pemantauan di wilayah konflik. Ia juga mendorong negara anggota untuk mendukung usulan Ukraina, karena investigasi penuh memerlukan persetujuan mayoritas anggota.

3. Riwayat dan reaksi internasional

Amerika Serikat pada Mei 2024, menuduh Rusia menggunakan kloropikrin, zat kimia berbahaya yang dilarang dalam Konvensi Senjata Kimia. Namun, baik Rusia maupun Ukraina saling membantah tuduhan penggunaan senjata kimia tersebut.

Dokumen permintaan Ukraina kepada OPCW menekankan pentingnya mengumpulkan bukti tambahan dan mengidentifikasi pelaku, penyelenggara, serta sponsor penggunaan senjata kimia, dikutip US News. Permintaan ini disampaikan pada awal sidang tertutup Dewan Eksekutif OPCW di Den Haag, pada Selasa (8/7/2025).

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team