Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Inggris Sumbang Peralatan Anti-Senjata Kimia ke Ukraina

Bendera Inggris Raya. (unsplash.com/chrislawton)
Bendera Inggris Raya. (unsplash.com/chrislawton)
Intinya sih...
  • Inggris memberikan bantuan peralatan anti-senjata kimia ke Ukraina.
  • Jerman dan Belanda tuding Rusia gunakan senjata kimia.

Jakarta, IDN Times - Inggris, pada Senin (7/7/2025), memberikan bantuan peralatan anti-senjata kimia ke Ukraina. Bantuan senilai 400 ribu poundsterling (Rp8,8 miliar) ini diberikan kepada Organisation of Prohibition of Chemical Weapons (OPCW). 

“Serangan Rusia dan kebakaran dapat menyebabkan penyebaran zat beracun yang masuk ke udara dan tanah. Banyak dari zat tersebut adalah karsinogenik dan mutagenik,” ungkapnya. 

Sebagai informasi, Inggris sudah menjadi anggota aktif OPCW sejak ditetapkannya Konvensi Anti-Senjata Kimia pada 1997. 

1. Sanksi dua petinggi militer Rusia yang suplai senjata kimia

Pada hari yang sama, Inggris menetapkan sanksi baru kepada dua petinggi militer Rusia yang diyakini menjadi penyuplai senjata kimia, yakni Mayor Jenderal Aleksey Rtishchev dan Mayor Jenderal Andrei Marchenko. 

“Kedua petinggi militer tersebut bertanggung jawab atas dukungan pada penggunaan dan pengiriman senjata kimia ke Ukraina. Mereka sudah terlibat langsung dalam peperangan menggunakan senjata kimia yang dilarang,” ungkapnya, dikutip Euromaidan Press

Sementara, sanksi yang ditetapkan oleh Inggris berupa pembekuan aset dan layanan transaksi. Langkah ini untuk memblokir segala bentuk perjanjian finansial dari kedua orang tersebut dengan Inggris.

2. Jerman dan Belanda tuding Rusia gunakan senjata kimia

Pekan lalu, intelijen Jerman dan Belanda menyebut bahwa Rusia tengah meningkatkan penggunaan senjata kimia di medan perang Ukraina dalam beberapa waktu terakhir. 

“Moskow sudah menggunakan senjata kimia dan terus meningkatkan frekuensinya penggunaannya. Kami melihat adanya kesiapan dari tentara Rusia untuk menggunakan senjata kimia. Ancaman program senjata kimia Rusia adalah ancaman,” ujar Kepala Intelijen Militer Belanda, Admiral Peter Reesink, dilansir Politico

Sementara itu, Menteri Pertahanan Belanda, Ruben Brekelmans menyerukan peningkatan sanksi kepada Rusia atas penggunaan senjata kimia yang dilarang dalam perang. 

“Intensifikasi penggunaan senjata kimia sangat mengkhawatirkan dan kami memperingatkan bahwa Rusia terus menggunakan senjata ini hingga mulai menormalisasi penggunaannya di Ukraina,” tandasnya.

3. Banyaknya petinggi militer yang tewas akan berdampak besar taktik Rusia

Badan Intelijen Inggris menyatakan bahwa pembunuhan kepada jenderal Rusia dalam beberapa bulan terakhir akan berdampak besar pada struktur komando sejumlah unit militer Rusia. 

“Banyaknya petinggi militer Rusia yang tewas akan berdampak pada kerusakan komando dan kontrol sebagian tentara Rusia. Ini akan berdampak besar pada taktik perang Rusia dan sulitnya operasional selama berlangsungnya konflik,” tuturnya, dilansir Ukrainska Pravda.

Pekan lalu, Inggris melaporkan tewasnya Wakil Komando Angkatan Laut Rusia, Mikhail Gudkov. Ia menjadi jenderal tinggi Rusia kedua yang tewas selama berlangsungnya perang Rusia-Ukraina. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us