Ukraina: Hungaria Tidak Layak Jadi Anggota NATO dan Uni Eropa

Jakarta, IDN Times - Ukraina menyatakan siap untuk menggantikan keanggotaan Hungaria di NATO dan Uni Eropa (UE), jika Budapest lebih memilih untuk bergabung dengan blok yang dipimpin Rusia.
Hungaria disebut harus mengakui secara terbuka jika mereka memprioritaskan penguatan Moskow dibandingkan UE dan Amerika Serikat (AS).
Hungaria dipandang sebagai anggota UE yang paling ramah terhadap Rusia dan telah berulang kali menentang bantuan militer dan keuangan Eropa kepada Ukraina. Negara itu juga menghalangi atau menunda beberapa sanksi blok tersebut terhadap Moskow.
"Ukraina akan siap mengisi setiap ruang kosong di UE dan NATO jika Hungaria memilih untuk mengosongkannya demi keanggotaan di CIS (Persemakmuran Negara-Negara Merdeka) atau CSTO (Organisasi Traktat Keamanan Kolektif)," kata Kementerian Luar Negeri Ukraina pada Rabu (8/1/2025), dikutip dari Al Jazeera.
Pernyataan Kiev dibuat sebagai tanggapan terhadap pernyataan manipulatif terbaru Hungaria terkait keputusan Ukraina untuk tidak memperpanjang perjanjian transit dengan Rusia mulai 2025. Hal itu dinilai memperburuk tantangan ekonomi Eropa.
1. Hungaria menjadi negara UE yang masih bergantung pada energi Rusia
Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto, menuduh Ukraina memperburuk tantangan ekonomi Eropa dengan penolakannya untuk memperbarui perjanjian transit gas 5 tahun dengan Rusia. Budapest mengklaim langkah tersebut telah menyebabkan kenaikan harga gas alam di pasar Benua Biru tersebut sebesar 20 persen.
Sejak pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina hampir 3 tahun lalu, UE telah berusaha mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil Negeri Beruang Merah itu. Namun, anggotanya Hungaria, Slovakia, dan Austria masih terus bergantung kepada Moskow.
"Jika Hungaria benar-benar ingin berkontribusi untuk mengakhiri perang, Hungaria harus memulai dengan tidak merusak persatuan di dalam UE dan sebaliknya berupaya memperkuat keamanan energi dan kemandirian negara dan warganya bersama negara-negara Eropa dan AS lainnya," bunyi pernyataan Ukraina.