Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Belarus Tidak Akan Minta Maaf kepada Ukraina soal Invasi Rusia

Presiden Belarus Alexander Lukashenko. (Kremlin.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Belarus, pada Selasa (7/1/2025), mengklaim tidak akan meminta maaf kepada Ukraina soal invasi skala Rusia lewat teritori negaranya. Minsk mengklaim bahwa negaranya tidak ikut campur dan tidak terlibat dalam perang di Ukraina. 

Pada Februari 2022, Rusia sudah melancarkan invasi skala ke Ukraina dari berbagai arah, termasuk dari teritori Belarus. Serangan dari Belarus dipilih karena letaknya yang strategis dan dekat dengan ibu kota Kiev. 

1. Zelenskyy disebut bertanggung jawab atas tewasnya warga Ukraina

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (President.gov.ua, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Juru Bicara Pemerintah Belarus, Natalia Eismont, mengatakan bahwa negaranya tidak berutang maaf kepada Ukraina. 

"Tidak ada permintaan maaf dari Presiden Belarus Alexander Lukashenko kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Alasannya sederhana, kami tidak memiliki utang maaf apapun kepada Ukraina. Konflik mayoritas terjadi di Ukraina dan dia yang bertanggung jawab pada hilangnya ribuan nyawa," tuturnya, dikutip dari  RFE/RL

Meski tidak mengirim tentara ke Ukraina, Belarus selama ini mendukung keputusan Putin untuk menginvasi Ukraina. Sebabnya, Lukashenko mendapat bantuan dari Rusia dalam mengatasi demonstrasi akbar pada 2020. 

Dalam wawancara di acara Lex Fridman, Zelenskyy mengatakan bahwa Lukashenko sudah meminta maaf atas peluncuran misil Rusia dari teritori negaranya pada Februari 2022. Ia menyebut, Belarus ikut andil sebagai pembunuh warga Ukraina.

2. Klaim sistem diktator di Belarus lebih baik dari demokrasi di Ukraina

Lukashenko menolak komentar Zelenskyy yang mendesak Belarus meminta maaf kepada Ukraina. Ia pun menyebut hubungan Belarus dan Ukraina selama ini sangat baik. 

"Kenapa Zelenskyy bertingkah seperti ini? Kami sudah mengenal satu sama lain dan memiliki hubungan yang baik. Kenapa dia berulah? Apa yang dia inginkan sekarang? Dia berada di bawah perintah negara lain. Mereka hanya akan berhenti jika Belarus ikut dalam perang," terangnya, dilansir Meduza.

Ia memperingatkan bahwa Belarus kemungkinan tidak ada bertahan sebagai sebuah negara jika mencoba berperang seperti yang dilakukan Ukraina. Lukashenko menyebut, sistem diktator di Belarus lebih baik dibandingkan demokrasi di Ukraina. 

3. Belarus terjunkan militer di perbatasan Ukraina

Organisasi pengawas politik di Belarus, Belarusian Hajun, melaporkan adanya penambahan personel militer di perbatasan Ukraina. Penambahan pasukan itu dilakukan di Stolin, Lelchytsy, Mazyr, dan Homel. 

Melansir RBC Ukraine, pada akhir Desember 2024, pesawat militer pengangkut Rusia, Il-76 sudah diterbangkan dari Rusia ke Belarus. Aksi ini memicu ketegangan antara Ukraina dan Belarus dalam beberapa pekan terakhir. 

Pekan lalu, Lukashenko menuding Ukraina telah melanggar wilayah udara Belarus. Ia mengklaim drone Ukraina masuk ke dalam teritorinya dan berhasil dihancurkan oleh sistem pertahanan udara. 

Menyusul klaim tersebut, ia menginstruksikan pengiriman personel militer dan peralatan tempur di perbatasan. Presiden Belarus itu memerintahkan pengiriman sejumlah senjata, termasuk misil Iskander dan Polonez MLRS. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us