Jakarta, IDN Times - Kepergian Paus Fransiskus pada Senin (21/4/2025) meninggalkan luka mendalam bagi umat Kristiani di Gaza. Pasalnya, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik itu dikenal vokal menentang agresi militer Israel di wilayah Palestina.
Sejak perang Israel-Hamas meletus pada Oktober 2023, Paus secara rutin melakukan video call dengan komunitas Kristen di Gaza untuk menyampaikan doa dan solidaritas. Rutinitas itu bahkan tetap dilakukannya saat ia dirawat di rumah sakit pada Februari 2025.
"Saya selalu menantikan untuk mendengar kata-kata dari Bapa Suci. Saya akan menontonnya di televisi, dan melalui layar. Dia memberi kami harapan melalui pesan dan doanya," kata Elias al-Sayegh dari Zeitoun, dilansir dari Al Jazeera.
"Kami merasa kami hidup karena doa dan berkahnya. Setiap hari, dia memperbarui harapan kami akan berakhirnya perang dan pertumpahan darah. Doanya akan selalu bersama kami untuk perdamaian di tanah damai, Palestina," tambahnya.